Aparat TNI dan Polri mengawal pengiriman bahan baku vaksin buatan perusahaan farmasi China, Sinovac, tersebut hingga penurunan bahan baku dari kendaraan untuk dipindahkan ke fasilitas produksi vaksin milik PT Bio Farma.
Sekretaris PT Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan bahan baku tersebut akan diolah menjadi produk vaksin.
"Semua bulk (bahan baku) ini, setelah diolah menjadi produk jadi, terlebih dahulu harus melalui serangkaian uji mutu atau quality control yang ketat, yang dilakukan di laboratorium Bio Farma dan juga laboratorium BPOM untuk memastikan produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang memenuhi syarat," kata Bambang.
Ia mengatakan bahwa dengan adanya komitmen dari pemerintah untuk mendatangkan bahan baku vaksin lebih cepat maka proses penyediaan vaksin untuk keperluan vaksinasi COVID-19 bisa lebih cepat pula.
"Kita bisa juga percepat sampai dengan Juli, jadi Juli 140 juta dosis sudah datang bisa kita proses," kata dia.
Dia mengatakan bahwa PT Bio Farma menggunakan fasilitas dengan kapasitas produksi 100 juta dosis vaksin dalam satu tahun untuk mengolah bahan baku vaksin COVID-19.
Kapasitas fasilitas produksi, menurut dia, bisa ditingkatkan 150 juta dosis vaksin per tahun pada Maret kalau Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan persetujuan penggunaan tambahan fasilitas produksi.
"Sebetulnya kita punya total kapasitas 250 juta, tapi baru satu fasilitas produksi yang disetujui BPOM, karena untuk produksi harus dilihat juga kualitasnya," kata dia.
Baca juga:
Indonesia terima lagi 10 juta bahan baku vaksin Sinovac
Bio Farma terima 15 juta dosis bahan baku vaksin COVID-19
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021