"Keadaan Lia sehat tetapi masih trauma. Cerita Bibi Lia, tiga hari setelah longsor dia mencari ayah, mama, dan saudaranya," kata dr Monika Astria Hutagalung, dilaporkan, Senin.
Dokter muda itu, bersama rombongannya menjenguk Lia yang saat ini diasuh bibinya di sebuah pondok kayu di area perbukitan di Dusun Cabai, Desa Patikalain.
"Lia kita kasih banyak boneka, cokelat dan logistik untuk kebutuhan hidupnya. Kita lihat di pondokan kayu itu mereka memerlukan alat masak, pakaian, juga sandal," ujarnya.
Baca juga: Satu keluarga tertimbun longsor di Hulu Sungai Tengah Kalsel
Baca juga: Jalan umum Desa Ilung Pasar Lama HST longsor
Camat Hantakan, Kartadipura, menambahkan sampai saat ini jasad ayah dan kakaknya, belum bisa ditemukan.
"Sudah dilaksanakan pencarian tidak ketemu, pihak keluarga sudah menganggap tanah bekas longsoran itu menjadi kuburan mereka jadi tidak diganggu lagi," ujarnya.
Hari ini, Monika bersama relawan dari Barabai, relawan Kandangan dan organisasi Gerakan Aksi Baik, menyisir Kecamatan Hantakan dan Batu Benawa membagikan logistik, pemeriksaan kesehatan dan melakukan trauma healing kepada anak anak korban banjir bandang.
Sementara itu, saat terjadi bencana banjir bandang dan tanah longsor di Dusun Mandila, Desa Patikalain Kecamatan Hantakan, ayah, mama dan dua saudara Lia meninggal dunia tertimbun tanah longsor.
Beruntung Lia berhasil diselamatkan warga setempat dalam timbunan tanah.
Rumahnya beserta tiga buah rumah tetangganya sampai saat ini masih tertimbun tanah longsor, begitu pun satu balai adat masyarakat Dayak.*
Baca juga: Banjir HST sebabkan longsor pada delapan titik
Pewarta: Imam Hanafi/muhamad fauzi fadilah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021