Utusan China di Islamabad secara resmi akan menyerahkan 500.000 dosis vaksin yang diproduksi oleh Sinopharm pada Senin malam.
Kedatangan vaksin memungkinkan Pakistan untuk memulai program vaksinasi minggu ini.
"Terima kasih Tuhan, gelombang pertama vaksin Sinopharm telah tiba! Terima kasih kepada China dan semua pihak yang memungkinkan ini terjadi," kata penasihat kesehatan Pakistan Faisal Sultan dalam pernyataan yang dirilis di Twitter.
"Saya salut pada petugas layanan kesehatan garis depan kami atas upaya mereka, dan mereka akan menjadi yang pertama mendapatkan vaksin," kata dia.
Pakistan telah meminta China untuk mendapatkan satu juta dosis vaksin tambahan.
Negara di Asia Selatan itu telah dijanjikan 17 juta dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca di bawah skema global, yang akan mendistribusikan vaksin ke negara-negara berkembang.
Sekitar enam juta dosis akan tiba pada akhir Maret di bawah skema COVAX, dengan sisanya jatuh tempo pada pertengahan tahun, kata Sultan pekan lalu.
Pakistan, negara berpenduduk 220 juta orang, melaporkan 1.615 infeksi baru dan 26 kematian dalam 24 jam terakhir, menjadikan jumlah keseluruhan infeksi menjadi 546.428 kasus dengan 11.683 kematian.
"Semua warga negara yang memenuhi syarat sesuai tahapan akan diinformasikan untuk mendaftar setelah proses vaksin dimulai," demikian diumumkan Kementerian Kesehatan Pakistan dalam situsnya.
Tahun lalu, Pakistan menandatangani skema berbagi vaksin yang dikoordinasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam mendukung negara-negara berpenghasilan rendah.
Pakistan telah menyetujui kedua vaksin tersebut untuk penggunaan darurat dan akan meninjau persetujuannya setiap tiga bulan, kata para pejabat.
Vaksin Sputnik-V Rusia juga akan disetujui untuk penggunaan darurat karena Badan Pengawas Obat-obatan Pakistan telah menerima datanya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pakistan beri izin penggunaan darurat vaksin COVID-19 buatan Sinopharm
Baca juga: Menlu Pakistan positif virus corona
BPOM kawal pendistribusian vaksin COVID-19
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021