puskesmas sebagai titik paling dekat pada masyarakat sangat penting

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan akan meningkatkan kapasitas tes dan "tracing" atau pelacakan kontak kasus COVID-19 di puskesmas sebagai fasilitas kesehatan yang berada di hulu paling dekat dengan masyarakat.

"Peranan puskesmas sebagai titik paling dekat pada masyarakat sangat penting," kata Menkes Budi dalam acara kolaborasi puskesmas yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dipantau secara daring di Jakarta, Senin.

Budi menjabarkan dua strategi yang harus ditingkatkan di sisi hulu, yakni tugas yang harus dilakukan puskesmas untuk menangani pandemi COVID-19 di Indonesia. Dia menyebut kedua strategi tersebut adalah mengedukasi masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan hindari kerumunan, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir), serta meningkatkan kapasitas tes, pelacakan kontak, dan perawatan isolasi mandiri yang baik.

Menkes Budi menekankan Kementerian Kesehatan akan melengkapi seluruh puskesmas di Indonesia dengan berbagai peralatan yang memadai agar bisa meningkatkan kapasitas tes dan pelacakan kontak.

Baca juga: "Puspa" upaya Jabar lawan COVID-19 melalui optimalisasi puskesmas

Baca juga: Jabar perkuat 100 puskesmas untuk tangani COVID-19 pada 2021

"Kami akan mempermudah, kami akan melengkapi seluruh puskesmas agar bisa melakukan testing dengan baik, baik itu suspek maupun kontak eratnya, dilengkapi dengan mekanisme tracing yang baik. Dan bagaimana dibantu untuk bisa mengkoordinasikan isolasi mandiri bagi masyarakat kita yang kontak erat atau memang konfirmasi positif tapi kondisinya tidak berat," kata Budi.

Menurut Budi, isolasi mandiri bagi pasien COVID-19 dengan gejala ringan atau bahkan tanpa gejala harus secara ketat dilakukan agar tidak terjadi penularan lebih luas di masyarakat. Dia menegaskan pasien dengan gejala ringan maupun tanpa gejala tidak perlu dirawat di rumah sakit karena keterbatasan kapasitas fasilitas kesehatan.

"Karena rumah sakit yang ada tidak mungkin mampu menampung ini semua. Dari 100 orang yang terkena, yang perlu ditampung di rumah sakit mungkin hanya antara 20-30 persen, sisanya yang 70-80 harus dikarantina dan diisolasi agar mereka tidak menularkan virus ini ke mana-mana," kata Budi.

Menurut Budi belakangan ini rumah sakit mengalami tekanan yang berat dari dampak melonjaknya kasus COVID-19 di Indonesia. Dia menegaskan bahwa apapun yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit tidak bisa maksimal apabila dari sisi hulu, yaitu di masyarakat termasuk di puskesmas belum secara maksimal melakukan tugasnya pada penanganan pandemi.

"Sisi hulu di sini adalah sisi bagaimana kita ubah perilaku masyarakat untuk lebih patuh terhadap protokol kesehatan, pakai masker, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak, itu penting sekali," kata Budi.

Baca juga: Dinkes Makassar siapkan 47 puskesmas untuk vaksinasi COVID-19

Baca juga: Kemenkes pastikan rantai dingin vaksin aman hingga Puskesmas

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021