Hal itu disampaikan Xiaomi dalam sebuah pemberitahuan di bursa saham Hong Kong, Minggu (31/1), Reuters melaporkan.
Xiaomi mengajukan gugatan di pengadilan distrik Washington pada Jumat (29/1) terhadap Departemen Pertahanan dan Keuangan AS, yang berusaha untuk menghapus daftar perusahaan yang memiliki hubungan dengan militer China.
Xiaomi mengatakan keputusan AS untuk memasukkan perusahaan tersebut sebagai "perusahaan militer komunis China" adalah "secara faktual tidak benar" dan mengatakan telah meminta pengadilan untuk menyatakan bahwa keputusan tersebut ilegal.
Departemen Pertahanan, di bawah pemerintahan Trump pada pertengahan Januari, menambahkan Xiaomi dan delapan perusahaan lain ke dalam daftar, yang mengharuskan investor Amerika untuk melepaskan kepemilikan mereka di perusahaan-perusahaan tersebut dengan tenggat waktu yang ditentukan.
Xiaomi mengatakan bahwa 75 persen hak suara perusahaan dipegang oleh para pendiri, Lin Bin dan Lei Jun, tanpa kepemilikan atau kendali dari individu atau entitas yang berafiliasi dengan militer.
Baca juga: Xiaomi gugat pemerintah AS
Baca juga: Bos Xiaomi janji MIUI akan lebih baik
Baca juga: Xiaomi Mi 11 Lite bakal pakai Snapdragon 732G?
Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021