Gorontalo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara melalui Dinas Kesehatan setempat, mulai bersiap menggelar vaksinasi COVID-19.
"Pelaksanaannya, kita gelar pekan depan atau pada Februari awal, namun sejauh ini belum menentukan tanggal," ujar Kepala Dinas Kesehatan Gorontalo Utara Rizal Yusuf Kune, di Gorontalo, Ahad.
Ia mengatakan peluncuran vaksinasi tahap awal di daerah itu akan digelar di kantor bupati dengan peserta 10 orang mulai dari pejabat daerah, anggota DPRD, TNI dan Polri, Kejaksaan, tokoh agama, tokoh masyarakat, LSM dan Karang Taruna.
Total relawan sebanyak 48 orang serta tenaga kesehatan sebanyak 1.029 orang.
Para relawan dan tenaga kesehatan tersebut, sebelumnya telah didata dan dikirimkan melalui aplikasi P-care kepada pemerintah pusat.
Pemda Gorontalo Utara sendiri telah menerima 1.076 vial vaksin Sinovac sejak 26 Januari 2021 dari pemerintah Provinsi Gorontalo, yang diantar langsung dengan pengawalan ketat.
Vaksin dikemas per dus sebanyak 40 dosis atau masing-masing 0,5 ml, dan disimpan di lemari pendingin bersuhu 2-8 derajat di gedung instalasi farmasi milik Dinas Kesehatan, yang terletak di kompleks Rumah Sakit dr Zainal Umar Sidiki Desa Bulalo Kecamatan Kwandang.
Baca juga: Wakil Ketua DPRD Gorontalo Utara positif tertular COVID-19
Tata cara vaksinasi
Untuk memulai vaksinasi, para petugas mempersiapkan lebih dahulu peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam setiap tahapan vaksinasi.
Dinas Kesehatan menyiapkan empat meja. Meja pertama untuk P-care atau pemasukan data.
Meja ke dua disediakan untuk pemeriksaan skrining diantaranya HIV Aids, rapid anti-gen, dan penyakit tidak menular (PTM).
Petugas akan mengukur tekanan darah, asam urat, kolesterol dan gula darah. Jika ada yang tidak memenuhi syarat, maka proses vaksinasi belum akan diberikan.
"Syaratnya harus sehat secara keseluruhan untuk mendapatkan vaksin ini," kata Rizal. Sementara itu meja ke tiga untuk pelaksanaan vaksinasi dan meja keempat yaitu untuk menunggu.
Setiap orang yang telah divaksin harus menunggu selama 30 menit, agar petugas dapat memantau Kejadian Indikasi Pasca Imunisasi yang mungkin terjadi setelah vaksin masuk ke dalam tubuh.
Dinkes membentuk Komda KIPI untuk keperluan tersebut. Jumlahnya 17 orang terdiri dari dokter spesialis penyakit dalam, spesialis anak dan spesialis patologi, termasuk dokter umum yang bertugas di Puskesmas.
Menurutnya, sejauh ini, sudah 41 orang tenaga kesehatan dan relawan yang sudah melalui proses pendataan di P-care.
Baca juga: Seorang ibu hamil di Gorontalo Utara reaktif tes cepat meninggal
Sempat mendapat penolakan
Rizal mengakui pelaksanaan imunisasi di daerah itu sempat mendapat penolakan, termasuk dari para tenaga kesehatan.
Namun, pihaknya tetap gencar melakukan sosialisasi melibatkan Dinas Kesehatan Provinsi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Sosialisasi bersifat edukasi pun digelar sebanyak dua kali, dengan menghadirkan para kepala Puskesmas, Camat, serta tenaga kesehatan di 15 Puskesmas yang tersebar di 11 kecamatan.
"Alhamdulillah tidak ada penolakan lagi dan dapat dipastikan 1.029 tenaga kesehatan di daerah ini akan divaksinasi pada tahap awal, dengan catatan tidak berlaku untuk ibu hamil, menyusui dan berpenyakit penyerta," ujarnya.
Ia juga memastikan jika tempat penyimpanan vaksin Sinovac dilakukan terpusat di ruang instalasi farmasi.
Artinya, vaksin baru akan didistribusi saat hari pelaksanaan vaksinasi.
Kualitas vaksin juga tetap menjadi prioritas. Tidak hanya karena harga vaksin yang mahal, namun vaksin wajib dipastikan keamanan mutu dan kualitasnya.
Distribusi vaksin akan menggunakan kotak pendingin dilengkapi pengukur suhu, untuk memastikan vaksin tidak rusak dan tetap berada dalam rantai dingin 2-8 derajat selsius.
Penjagaan 1x24 jam pun dilakukan pihak TNI dan Polri, serta tenaga kesehatan yang ditempatkan di gedung instalasi farmasi tersebut.
Jika aliran listrik padam, generator yang telah disiapkan akan langsung aktif sehingga suhunya akan selalu stabil.
Petugas sangat optimal menjaga keberadaan penyimpanan vaksin. BPOM Gorontalo juga sudah memeriksa seluruh ruang penyimpanan dan memastikannya telah sesuai standar yang ditetapkan.
Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Gorontalo Utara capai 52 jiwa
Syarat peserta vaksinasi
Rizal telah menyatakan diri untuk divaksin lebih dulu, namun dapat dipastikan Wakil Bupati Gorontalo Utara Thariq Modanggu akan divaksin lebih dulu. Kemudian menyusul Sekretaris Daerah Ridwan Yasin.
Peluncuran akan dilakukan serentak di kantor bupati, kantor Dinas Kesehatan, dan Rumah Sakit Zainal Umar Sidiki.
Ia memastikan syarat usia orang yang akan divaksin yaitu 18-59 tahun, karena itu Bupati Indra Yasin yang usianya telah di atas 60 tahun belum masuk pada vaksinasi tahap awal ini.
Bupati akan disertakan pada vaksinasi khusus untuk usia di atas 59 tahun, karena tergolong lanjut usia.
Ia mengapresiasi dukungan seluruh elemen khususnya para tokoh agama, tokoh masyarakat dan organisasi kepemudaan, termasuk LSM dan pekerja media yang telah mendaftarkan diri untuk divaksinasi awal.
Beberapa anggota DPRD, pihak Kejaksaan, TNI dan Polri juga ikut mendaftar. Mungkin jumlahnya akan bertambah di hari H pelaksanaan vaksinasi.
Dukungan tersebut sangat diharapkan, sebab diyakini mampu memotivasi masyarakat yang takut divaksin untuk memberanikan diri bahwa vaksinasi ini bertujuan untuk kesehatan bersama.
Baca juga: Balik ke kampus, tes cepat digratiskan bagi mahasiswa Gorontalo Utara
Dukungan dana
Pemerintah Kabupaten melalui anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Kabupaten Tahun Anggaran 2021, telah menyiapkan anggaran sebesar Rp15,6 miliar untuk pelaksanaan skrining pra-vaksinasi.
Skrining wajib dilakukan untuk memastikan setiap orang yang divaksin dalam keadaan sehat.
Dana yang disiapkan tersebut ditargetkan untuk 74 ribu warga yang akan divaksinasi.
Setiap orang akan melalui skrining di Puskesmas, yaitu rapid anti-gen dan pemeriksaan penyakit tidak menular.
Untuk tahap awal ini, total anggaran yang disiapkan sebesar Rp700 juta dan sudah disiapkan sejak 11 Januari 2021, karena diprediksi pelaksanaan vaksinasi di daerah itu masuk dalam tahap pertama di Provinsi Gorontalo.
Ternyata Gorut ada pada tahap tiga, yang dipastikan pelaksanaannya pada pekan depan.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Gorontalo Utara Ridwan Yasin mendukung penuh pelaksanaan vaksinasi COVID-19.
Ridwan siap menjadi peserta pertama yang akan divaksin.
Ia optimistis pelaksanaan vaksinasi di daerahnya akan berjalan lancar dan sukses, seiring dukungan seluruh elemen masyarakat.
Targetnya 10 hari pelaksanaan vaksinasi sudah akan menjangkau 70 persen.
Ia mengimbau kepada seluruh tenaga kesehatan dapat memberi contoh yang baik dan menunjukkan kepada masyarakat bahwa vaksin ini berguna untuk masyarakat dan diyakini mampu memutus rantai penyebaran COVID-19.
Dukungan yang sama juga disampaikan Ketua DPRD Gorontalo Utara, Djafar Ismail.
Ia mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir dengan pelaksanaan vaksinasi tersebut.
BPOM telah menyatakan vaksin ini aman, telah diuji laboratorium, serta berkhasiat. Sama halnya dengan pernyataan MUI yang memastikan vaksin halal. Sehingga tidak perlu ragu divaksinasi karena pemerintah telah menjamin mutu dan kualitas vaksin.
Edukasi akan terus dilakukan kepada seluruh masyarakat, baik yang di desa, di dusun dan menjangkau wilayah kepulauan.
Dukungan yang kuat juga dikatakan penjabat Kepala Desa Papualangi, Kecamatan Tolinggula, Nanang Riyadi Ahmad Yasin.
Ia menyatakan kesiapannya menjadi orang pertama yang divaksin COVID-19 di kecamatan paling ujung barat kabupaten tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, dr Yana Yanti Suleman mengapresiasi dukungan pemerintah kabupaten Gorontalo Utara dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19.
Ia berharap target pelaksanaan vaksinasi COVID-19 mencapai 70 persen di Provinsi Gorontalo, diantaranya datang dari kabupaten ini.
Saat ini Gorontalo sudah berada pada angka 23 persen realisasi vaksinasi. Mudah-mudahan 50 persennya didorong dari Gorontalo Utara.
Meski manfaat vaksin telah diketahui publik, namun masih banyak yang ragu-ragu hingga takut.
Namun, diyakini Kabupaten Gorontalo Utara merupakan salah satu daerah yang paling kuat melakukan sosialisasi dan edukasi.
Kepada setiap orang ditanamkan bahwa pandemi ini merupakan masalah bersama (communal) yang perlu dihadapi bersama.
Ini bukan masalah orang per orang atau individual. Ini masalah bersama, maka tidak efektif jika satu orang divaksin, namun lebih banyak orang yang tidak menginginkannya.
Kesadaran setiap individu untuk mau divaksin agaknya telah benar-benar tumbuh di daerah itu.
Pandemi COVID-19 harus dilawan dengan keinginan mencapai kesehatan bersama melalui vaksinasi ini.*
Baca juga: Cerita pasien sembuh positif COVID-19 di Gorontalo Utara
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021