Jakarta (ANTARA) - Penyanyi folk-rock dari Korea Selatan, Kim Kwang-seok sudah meninggal 25 tahun yang lalu, namun, dia akan tampil lagi di panggung berkat kecerdasan buatan atau artificial intelligence.
Perusahaan Supertone menggunakan kecerdasan buatan untuk suara, bernama Singig Voice Synthesis (SVS), dikutip dari Reuters, Minggu, mempelajari suara Kim lewat 700 lagu. Mesin dilatih untuk bisa bernyanyi lagu baru dengan suara Kim.
Suara Kim Kwang-seok akan ditampilkan di kontes menyanyi "Competition of The Century: AI vs Human" yang disiarkan di stasiun televisi SBS.
Baca juga: Startup Kata.ai tantang pemuda ciptakan solusi AI
Baca juga: Gedung Putih bakal atur penggunaan AI
Suara Kim Kwang-seok, yang menggunakan AI, akan menyanyikan lagu country "I Miss You" milik penyanyi Kim Bum-soo, keluaran 2002.
"Yang paling kami perhatikan dan khawatirkan adalah izin dari keluarga Kim," kata produser acara tersebut, Kim Min-ji.
"Tapi, ketika kami mainkan suara AI untuk keluarganya, mereka sangat senang. Pada awalnya, mereka hati-hati, tapi, setelah mendengar hasilnya, mereka bilang rasanya seperti Kim Kwang-seok hidup lagi," kata Kim Min-ji.
Kepala produser Nam Sang-moon mengatakan agar terdengar akurat, penting sekali suara dan penampilan nanti membawa emosi.
"Ini tentang bernyanyi dengan emosi. Setiap nada harus tersambung secara alami, oleh karena itu, akan muncul emosi. Ini salah satu pentingnya teknologi. Pengembang melatih kecerdasan supaya bisa meniru persis organ suara manusia," kata Nam.
Meski pun canggih, muncul kekhawatiran mengenai hak cipta dan mungkin soal pelanggaran kode etik, namun, Nam berpendapat semestinya tidak membayangi teknologi ini.
"Kita tidak boleh hanya melihat kecerdasan buatan soal hak cipta, tapi, juga soal bagaimana menggunakan kecerdasan buatan sebagai alat untuk membantu manusia dan membuat kita senang," kata Nam.
Baca juga: Badan HAM EU peringatkan risiko dalam penggunaan kecerdasan buatan
Baca juga: AS keluarkan aturan penggunaan AI
Baca juga: Fujitsu kembangkan AI untuk cuci tangan
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021