Kediri (ANTARA) - Titik Umiyati, warga Kota Kediri, Jawa Timur, terharu mendapatkan bantuan alat untuk usahanya. Ia tak menyangka keinginanya membesarkan usaha jualan es krim kini tercapai.

Umi adalah salah satu UMKM binaan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro dan Tenaga Kerja (UMTK) Kota Kediri, Jawa Timur. Jualan es krim home made adalah salah satu usahanya bertahan saat pandemi COVID-19 ini.

Dengan jualan es krim, keluarganya mampu mendapatkan penghasilan tambahan. Usaha itu juga sudah ditekuninya sejak lama dan kini ia dapat penghasilan tambahan dengan jualan es krim.

Umi awalnya resah. Pandemi COVID-19 membuat usahanya sempat tersendat. Modal yang biasa untuk membeli bahan teralihkan ke kebutuhan lainnya. Padahal, dengan membuat es krim, ia bisa dapat penghasilan tambahan.

Ia pun tak menyerah. Kendati almari pendingin yang dimilikinya terbatas, semangat pantang menyerah tetap berkobar di dadanya. Hingga akhirnya, ia termasuk dari puluhan UMKM di Kota Kediri yang ternyata dapat bantuan usaha.

Sempat ditanya oleh petugas Dinas Koperasi dan UMTK Kota Kediri terkait usahanya dan kebutuhannya, Umi juga bertanya-tanya, hingga terjawab sudah, dirinya dapat bantuan freezer kecil untuk membuat es krim.

"Yang saya butuhkan freezer kecil unutk jualan," katanya.

Kini, keinginan Umi terpenuhi dengan bantuan yang diterimanya. Ia mendapatkan bantuan freezer dengan kapasitas 200 liter cukup untuk menyimpan es krim 200 liter.

Umi memang hanya ingin freezer kapasitas kecil karena mudah dipindah. Jika dirinya ingin jualan berpindah lokasi, ia tak kesulitan membawa alat tersebut.

Bukan hanya Umi yang beruntung dapat bantuan. Elva Nur Aini Sobah, pemilik UMKM kopiah merek M Thoib asal Kediri, juga beruntung menerima bantuan mesin jahit.

Bantuan itu merupakan penyemangat bagi Elva. Di masa pandemi COVID-19, pemerintah masih peduli dengan UMKM seperti yang digelutinya.

Di masa sulit ini, ternyata masih ada yang peduli dengan kami pengusaha mikro kecil menengah ini.

Seperti angin sejuk yang menyegarkan bagi kami yang tengah berjuang kembali meskipun dengn merangkak berdiri tertatih-tatihm

Di Kota Kediri 57 UMKM mendapatkan bantuan peralatan CSR dari Bank Jatim serta dari Pemkot Kediri. UMKM diberikan bantuan alat sesuai dengan kebutuhan usaha mereka. Dengan itu, alat dapat difungsikan dengan baik, mendukung usaha mereka.

Kepala Dinkop UMTK Kota Kediri Bambang Priyambodo mengatakan pemerintah kota sangat mendukung agar UMKM di kota ini terus bergerak terlebih lagi di masa pandemi COVID-19.

Selain bantuan alat, beragam pelatihan juga digelar. Bukan hanya kepada pemilik UMKM, melainkan mereka yang menjadi korban PHK akibat pandemi juga diberi pelatihan sesuai keterampilannya. Hal itu sebagai bekal mereka berwirausaha.

Dalam memberikan bantuan, Bambang sangat berharap UMKM itu nantinya terus berkembang. Dengan itu, mereka bisa berdaya, bahkan bisa merekrut tenaga kerja.

"Nanti akan pendampingan dan pelatihan untuk pengembangan UMKM di Kota Kediri," kata Bambang.


Dorong UMKM go digital

Pemerintah Kota Kediri juga mendorong agar UMKM di Kota Kediri do digital. Berbagai terobosan dilakukan pemkot seperti mengadakan "MallUMKM Kediri Sale 2020" bekerjasama dengan marketplace untuk berjualan produk UMKM.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengatakan MallUMKM tersebut sebenarnya platform untuk membantu industri kecil menengah yang terpukul dan menurun drastis penjualannya akibat pandemi COVID-19.

Pemkot Kediri mengurasi produk yang siap untuk dipasarkan secara daring, karena berdagang secara offline sangat sulit dan market-nya sempit. Pemkot juga siap membantu untuk beralih berjualan secara daring di marketplace.

Pemkot ingin membantu agar UMKM di Kota Kediri terus bangkit terutama di tengah pandemi COVID-19. Pihaknya juga tidak ingin muluk-muluk, karena yang paling terpenting adalah pola pikir dari pemilik UMKM.

"Kami tidak mau muluk-muluk, karena yang penting mengubah mindset," tegas dia.


Optimalkan APBD Kediri untuk pengembangan ekonomi lokal

Pandemi COVID-19 berdampak cukup signifikan bagi seluruh sektor termasuk ekonomi. Seluruh negara di dunia juga terimbas karena pandemi ini, termasuk Indonesia. Di Kota Kediri pun, juga tak luput terkena imbas pandemi.

Mengikuti petunjuk dari pusat, Pemerintah Kota Kediri, pun membuat terobosan mengatasi pandemi COVID-19 dengan melakukan realokasi anggaran. Kebijakan difokuskan pada pada tiga hal yakni penanganan kesehatan, pemulihan sosial dan pemulihan ekonomi.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Kota Kediri Edi Darmasto mengemukakan APBD tahun 2020 kondisinya tidak normal. Hal ini terjadi di pemerintah baik pusat, provinsi, kabupaten serta kota.

"Itu harus melakukan refocusing. Itu untuk penanganan pandemi COVID-19. Jadi, semuanya perlu fokus ke situ," katanya di Kediri, Jumat (29/1).

Di masa pandemi COVID-19, ekonomi mengalami dampak yang cukup signifikan. Ekonomi mengalami perlambatan, pertumbuhannya tidak normal. Hal ini ternyata juga berdampak pada peningkatan kemiskinan dan tingkat pengangguran terbuka, tak terkecuali di Kota Kediri.

Di Kota Kediri, dari evaluasi yang telah dilakukan oleh barenlitbang, penanganan ekonomi juga cukup baik ketimbang daerah lain. Pertumbuhan ekonomi di Kediri tumbuh positif.

Di Kediri proyeksi pertumbuhan ekonomi selama 2020 antara 2,5 persen sampai 3 persen. Namun, hal ini juga berbarengan dengan angka pengangguran di kota ini.

Kendati ada peningkatan pengangguran terbuka, nilainya relatif paling kecil ketimbang kota lainnya di Jatim. Peningkatannya mencapai 1,99 persen, yakni dari tahun 2019 yang mencapai 4,22 persen meningkat menjadi 6,21 persen.

Selain itu, tingkat kemiskinan di kota ini juga mengalami peningkatan dari 7,16 persen menjadi 7,69 persen.

Di sisi lain, capaian indeks kepuasan masyarakat juga meningkat menjadi 3,48 ketimbang tahun lalu. Capaian itu masuk kategori adalah sangat baik yang ercermin dari good governance di kota ini. Begitu juga dengan IPM (indeks pembangunan manusia) yang juga meningkat. Realisasinya adalah 78,23.

Inflasi di Kediri juga terkendali. Capaiannya 1,39 persen.

Indeks kota layak huni di kota ini juga meningkat dengan level 72,60. Level smart city juga di angka tiga.

Dari riset Lokadata, Kota Kediri masuk dalam 10 besar wilayah paling berkembang di Indonesia. Kinerja tersebut berhasil diraih, sebagai realisasi dari penerapan program ekonomi inklusif, investasi, digitalisasi, dan kolaborasi.

Hasil lokadata, jadi 10 kota berkembang di Indonesia. Ini di nasional dipandang oke, bisa 10 besar nasional

Belanja dikurangi

Pandemi COVID-19 membuat pemerintah daerah melakukan refocusing anggaran. Hal ini juga berdampak pada belanja daerah yang dikurangi. Pemkot Kediri mengeluarkan anggaran sekitar Rp182,43 miliar dari APBD 2020, yang diambilkan dari refocusing anggaran. Dari dana itu, untuk penanganan kesehatan Rp69,50 miliar, penanganan dampak ekonomi sekitar Rp46,33 miliar dan jaring pengaman sosial Rp66,58 miliar.

Perubahan anggaran juga berdampak pada pembangunan yang belum bisa terealisasi dengan optimal. Anggaran yang seharusnya untuk proyek fisik menjadi tertunda.

Untuk 2021, Pemkot Kediri masih menunggu petunjuk lebih lanjut dari pemerintah pusat. Dengan belum adanya petunjuk dari pusat, anggaran yang ada kembali normal.

"Anggaran itu (APBD 2021) kembali normal. Intinya pandemi masih berlangsung. Jadi, di kesehatan itu juga ada prioritas, sosial. Kami tunggu. Kalau ada, bisa saja refocusing anggaran," kata Edi.

Pemkot Kediri juga tetap optimistis bahwa ekonomi juga akan menjadi lebih baik ke depannya. Hal ini seperti proyeksi baik global dan nasional juga akan tumbuh.

"Kota Kediri juga mengikuti nasoional pertumbuhan ekonominya. Proyeksi pertumbuhan 5 persen. Kita di 5 peren itu sudah besar. Bagus. Kan ada industri pengolahan tembakau," ujar dia.

Namun, Wali Kota Abdullah Abu Bakar juga menegaskan bahwa secara umum RAPBD 2021 difokuskan untuk pemulihan ekonomi di kota itu.

"Harapannya pascapandemi di Kota Kediri ini ekonominya bisa running well. Jadi prinsipnya itu. Kalau program-program lainnya tetap sama. Ada prodamas plus yang InsyaAllah berjalan tahun depan. Nantinya akan dibahas lebih mendalam lagi bersama para anggota dewan," kata Wali Kota saat rapat paripurna di gedung DPRD Kota Kediri.

Mas Abu, sapaan akrabnya mengungkapkan untuk saat ini perekonomian di Kota Kediri sudah tumbuh kendati masih pandemi COVID-19.
Baca juga: Askrindo beri pelatihan petani bawang di Kediri, bangun ekosistem UMKM
Baca juga: Pemkot Kediri gelar pameran UMKM demi bangkitkan ekonomi

Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021