Banyak rumah warga yang terendam
Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Warga yang tinggal di sekitar bantaran daerah aliran sungai (DAS) Bedadung mengungsi dan sebagian dievakuasi petugas karena banjir yang menerjang permukiman warga di beberapa kawasan sudah memasuki rumah lebih dari satu meter di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Jumat (29/1) malam.
"Banyak rumah warga yang terendam, bahkan mengharuskan warga untuk dievakuasi ke tempat aman karena debit air terus mengalir cukup deras," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Jember, Heru Widagdo di Jember, Sabtu pagi.
Menurutnya, mereka harus mengungsi ke tempat yang aman dan pihaknya memprioritaskan keselamatan korban terkena dampak banjir karena pihaknya mencatat lebih dari 10 titik kawasan yang terendam banjir.
"Kami berusaha agar warga aman dari terjangan banjir dan jangan sampai ada korban karena yang perlu diwaspadai adalah arus deras banjir luapan Sungai Bedadung," tuturnya.
Baca juga: Bahu membahu tangani banjir di Jember tanpa dukungan APBD
Petugas BPBD Jember dibantu TNI/Polri dan Tagana, serta relawan lainnya mengevakuasi warga yang sebagian besar rumahnya berada di bantaran DAS Bedadung, bahkan pihaknya menerima laporan satu rumah warga di Jalan Sumatera hanyut terbawa derasnya aliran sungai.
"Sebagian warga juga bergerak cepat mengungsi tanpa menunggu petugas seperti yang dilakukan warga di Kepatihan yang mengungsi di SD Al Furqon Jember," katanya.
Berdasarkan data sementara yang dihimpun BPBD Jember, warga yang terkena dampak banjir akibat luapan Sungai Bedadung sebanyak 278 kepala keluarga atau 1.106 jiwa.
Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Jember selama beberapa jam menyebabkan sejumlah DAS meluap, salah satunya Sungai Bedadung yang merendam ratusan rumah warga di tujuh kecamatan yakni Jelbuk, Patrang, Sumbersari, Kaliwates, Kalisat, Pakusari, dan Rambipuji.
Baca juga: Delapan kecamatan banjir dan longsor di Jember butuh bantuan
Banjir yang mengepung kawasan kota di Jember kali ini merupakan banjir terparah selama beberapa tahun terakhir karena luapan Sungai Bedadung menerjang sejumlah kawasan.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021