Semarang (ANTARA) - PT Solid Gold Berjangka (SGB) Semarang menggiatkan pemberian edukasi bisnis bursa berjangka kepada masyarakat dan calon nasabah agar paham serta terhindar dari berbagai bentuk penipuan dan transaksi fiktif.
"Bisnis yang kami jalani adalah mengelola kepercayaan sehingga dari awal kami bertemu dengan nasabah maka 'trust' yang pertama kali dibangun dan dihadirkan," kata Pimpinan Cabang SGB Semarang Conny Lumandung di Semarang, Jumat.
Menurut dia, hal tersebut merupakan bagian dari strategi edukasi dan promosi yang dijalankan secara berkelanjutan di tahun ini.
Ia menyebut SGB Semarang telah menetapkan target pertumbuhan volume transaksi sebesar 50 persen dari tahun sebelumnya sebesar 51 ribu lot.
Produk "locogold" atau kontrak emas berjangka masih akan diandalkan untuk mendongkrak kinerja cabang di tahun ini.
"Untuk sekarang produk 'locogold' masih mendominasi sebesar 80 persen dari seluruh produk kontrak derivatif yang ditransaksikan," ujarnya.
Baca juga: Industri perdagangan berjangka komoditi sambut 2021 dengan optimistis
Selain volume transaksi, Conny mengungkapkan SGB Semarang akan fokus menambah jumlah nasabah baru sebanyak 500 nasabah atau meningkat 50 persen dibandingkan 2020.
Sebagai langkah utama, lanjut dia, tentunya jumlah tenaga konsultan bisnis akan ditambah sehingga membuka lapangan kerja baru dan luas untuk putra/putri di Kota Semarang.
Seorang konsultan bisnis akan dididik untuk sampai kepada profesi bergengsi di perusahaan pialang berjangka yaitu menjadi wakil pialang berjangk dengan harus mengikuti ujian kompetensi dan mendapatkan sertifikasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi.
"Konsultan bisnis dan wakil pialang berjangka terbuka lebar, penghasilan yang diperoleh pun tak main-main. Rata-rata minimal untuk seorang 'business consultant' baru bisa mengantongi Rp3 juta per bulan," katanya.
Hal tersebut disampaikan Conny usai memberikan edukasi dengan mengajak sejumlah awak media untuk belajar bersama seluk beluk transaksi 'locogold' dan industri perdagangan berjangka komoditi.
Sementara itu, Direktur Utama Jakarta Futures Exchange Stephanus Paulus Lumintang menyebut bisnis bursa berjangka justru menjadi favorit masyarakat untuk melakukan investasi saat pandemi COVID-19.
Baca juga: Minat masyarakat bertansaksi di bursa berjangka meningkat
Menurut dia, hal tersebut dapat terjadi karena kesadaran investor memilih perdagangan berjangka semakin meningkat.
Jadi, lanjut dia, meskipun pandemi COVID-19 melemahkan pertumbuhan industri, namun tidak berdampak negatif pada bursa berjangka.
"Hal itu dibuktikan dengan capaian kami dengan transaksi hingga 9,4 juta lot, melebihi rekor kami di 2018 dan 2019," ujarnya.
Diprediksi, investasi di komoditas kontrak emas berjangka dan minyak kelapa sawit akan menjadi komoditas yang menjanjikan beberapa waktu ke depan.
Baca juga: Kemendag setuju KBI jadi penjamin transaksi pasar fisik emas digital
Baca juga: Perdagangan berjangka komoditi tumbuh positif semester I 2020
Baca juga: Kemendag tertibkan promosi investasi ilegal di media sosial
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021