kita punya 10 produk unggulan, seperti CPO, besi baja, mobil, perhiasan

Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi akan menjajaki sejumlah negara berkembang untuk menjalin perjanjian perdagangan dengan Indonesia, di antaranya dengan Bangladesh, Mauritius, Pakistan, hingga Iran.

“Saya inginnya perjanjian perdagangan yang simple. Meskipun kalau kita lihat dari peraturan WTO (World Trade Organization) ini tidak boleh hanya beberapa item saja, tapi kan kita juga lagi mau berdiskusi dengan negara berkembang,” kata Mendag dalam konferensi pers Trade Outlook 2021 yang disiarkan secara virtual, Jumat.

Dengan demikian, produk-produk yang akan diperjual belikan dalam perjanjian perdagangan tersebut juga terbilang sederhana.

“Se-simple, ya sudah kita maunya apa, kita punya 10 produk unggulan, seperti CPO, besi baja, mobil, perhiasan. Nah, mereka punya apa kemudian kita tukar. Waktunya juga tidak terlalu lama,” ungkap Mendag.

Baca juga: Mendag bidik ekspor tumbuh 6,3 persen pada 2021

Lutfi memaparkan, terdapat 11 perjanjian perdagangan yang sedang dalam proses, di mana delapan di antaranya merupakan perjanjian perdagangan baru, dan tiga lainnya merupakan perjanjian yang telah berjalan dan memasuki proses kajian kembali.

Perjanjian tersebut antara lain Indonesia-European Union CEPA, Indonesia-Turkey CEPA, Indonesia-Pakistan TIGA (pernaikan dati PTA), Indonesia-Bangladesh PTA, Indonesia-Tunisia PTA, Indonesia-Iran PTA, Indonesia-Mauritius PTA, Indonesia-Morocco PTA.

Kemudian yang masuk dalam kajian yakni ASEAN Economic Community (AEC), ASEAN-India FTA, serta ASEAN-Australia-New Zealand FTA.

Baca juga: Genjot ekspor ke Tiongkok, Mendag luncurkan platform dagang digital

Baca juga: Pemerintah perjuangkan otomotif RI dari hambatan ekspor ke Filipina

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021