Kita uji terlebih dahulu di laboratoriumBandarlampung (ANTARA) - Sejumlah peneliti di bidang studi Sains Atmosfer dan Keplanetan Institut Teknologi Sumatera ( Itera) segera turun ke Desa Astomulyo Dusun 5 Kecamatan Punggur, Lampung Tengah untuk memastikan kebenaran batu meteor jatuh di desa itu.
"Saat ini belum dapat diketahui sampel tersebut, apakah batu biasa atau batu meteor, sebab nanti sore baru kita terjun langsung untuk memastikannya," ujar Dosen Program Studi Sains Atmosfer dan Keplanetan (SAK) Institut Teknologi Sumatera (Itera), Robiatul Muztaba, saat dihubungi di Bandarlampung, Jumat.
Ia mengatakan tim peneliti akan terjun langsung dan melakukan uji laboratorium untuk memastikan unsur yang terkandung dalam batu yang diduga meteor tersebut.
"Kita uji terlebih dahulu di laboratorium, apakah batu tersebut sejenis di bumi atau dari luar angkasa, nanti malam mungkin kita sudah dapat hasilnya secara umum mengenai kebenaran akan unsur dalam batu," katanya.
Baca juga: BMKG duga suara dentuman di Jakarta bersumber dari aktivitas petir
Baca juga: PVMBG pastikan suara dentuman di Bandung bukan karena vulkanik
Menurut dia untuk saat ini juga belum dapat dipastikan mengenai dentuman yang sempat terjadi pada Kamis (28/1) malam.
"Kalau dentuman belum dapat dipastikan, sebab bila hujan meteor seharusnya ada cahaya memanjang, namun untuk siklus hujan meteor puncaknya sudah terjadi pada tanggal 3 hingga 4 Januari. Untuk sampel yang dimiliki warga akan kita teliti terlebih dahulu unsur yang terkandung," katanya.
Hal serupa juga dikatakan oleh Camat Punggur, Priyadi. "Kita telah cek ke lokasi, tepatnya di Kampung Astomulyo Dusun 5 Kecamatan Punggur, Lampung Tengah mengenai batu yang diduga meteor jatuh," ujar Priyadi.
Ia mengatakan diameter batu yang diduga meteor tersebut berkisar 25 centimeter dengan berat 2 kilogram.
"Berdasarkan penuturan warga batu tersebut jatuh saat ada petir pada Kamis malam, namun belum dipastikan apakah benar batu meteor atau bukan dan berkaitan tidak dengan dentuman, yang pasti untuk saat kita mencegah terjadinya kerumunan karena antusias warga cukup tinggi," katanya.
Baca juga: Lapan: Dentuman di langit Bali diduga dari meteor jatuh
Baca juga: Kemarin LAPAN jelaskan dentuman di Bali, kasus COVID-19 dekati sejuta
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021