Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (Persero) berhasil meraih peringkat korporasi dan obligasi rupiah perusahaan "AAA(idn)" dari lembaga pemeringkat Fitch Ratings Indonesia.
Peringkat ini adalah peringkat tertinggi yang dapat diberikan kepada entitas perusahaan di Indonesia, dan diberikan kepada emiten penerbit obligasi dengan ekspektasi risiko gagal bayar utang yang sangat rendah.
"Kami sangat mengapresiasi peningkatan rating yang diberikan kepada Pupuk Indonesia, karena menunjukkan bahwa Pupuk Indonesia adalah perusahaan yang kredibel serta sehat secara finansial," kata Direktur Keuangan Pupuk Indonesia Eko Taufik Wibowo dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Potensi kekurangan, KTNA: hanya 43 persen petani berhak pupuk subsidi
Menurut Fitch Ratings, Pupuk Indonesia berhasil meraih peringkat tersebut berkat sejumlah faktor. Faktor pertama adalah status Pupuk Indonesia yang termasuk sepuluh besar produsen pupuk di dunia.
Pupuk Indonesia juga merupakan badan usaha yang ditunjuk sebagai mitra utama produsen dan distributor pupuk bersubsidi milik negara, serta memiliki peran strategis dalam menjaga ketahanan pangan nasional sehingga mendapatkan dukungan dari pemerintah.
"Di saat banyak perusahaan mengalami penurunan peringkat karena kinerja tertekan saat pandemi, Pupuk Indonesia dapat mempertahankan kinerja dan kepercayaan investor, kreditur, maupun masyarakat luas," kata Eko Taufik.
Baca juga: Mentan khawatir pengurangan subsidi pupuk turunkan produktivitas sawah
Meskipun diterpa pandemi, kinerja perusahaan masih dinilai cukup stabil dan masih mampu meningkatkan kinerja penjualan domestik serta volume ekspor. Ke depannya, Pupuk Indonesia berencana meningkatkan kinerja melalui program transformasi yang berbasis customer centric model. Program ini menekankan pada pertumbuhan bisnis komersial seperti pemasaran pupuk segmen retail, perkebunan, industri, dan juga pasar ekspor.
Selain itu, Pupuk Indonesia juga tengah menggodok peluang investasi baru untuk mendukung pertumbuhan, serta menggodok Penerbitan Obligasi Berkelanjutan II Tahap II pada kuartal 1 2021.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021