Columbia (ANTARA) - Pejabat kesehatan di South Carolina pada Kamis (28/1) mengatakan telah menemukan dua kasus COVID-19 yang terkait dengan varian yang lebih menular, yang pertama kali muncul di Afrika Selatan.

Temuan itu merupakan kasus pertama di Amerika Serikat.

Virus terus berubah, tetapi kehadiran varian COVID-19 Afrika Selatan di AS sangat mengkhawatirkan sebab sejumlah riset laboratorium menunjukkan bahwa varian itu mengurangi keampuhan vaksin.

Sejauh ini, vaksin buatan Moderna dan Pfizer-BioNTech masih terlihat melindungi dari varian COVID-19 itu. Namun, kedua perusahaan tersebut pekan ini mengatakan mereka sedang mempertimbangkan vaksin versi baru sebagai langkah antisipasi. Moderna juga berencana menguji pemberian suntikan ketiga vaksin mereka untuk menambah tingkat antibodi.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) melalui pernyataan mengatakan pihaknya mengetahui kasus tersebut dan menggarisbawahi bahwa tidak ada bukti varian itu menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Kemunculan varian COVID-19 Afrika Selatan mengamini perkiraan CDC pada Januari ini bahwa varian COVID-19 Inggris yang lebih menular dapat menjadi jenis dominan di AS pada Maret.

CDC menyebutkan kemunculan varian COVID-19 yang sangat menular menekankan perlunya peluncuran vaksin segera untuk membatasi kemampuan virus terus bermutasi.

Sumber: Reuters

Baca juga: AS temukan kasus pertama varian baru COVID-19

Baca juga: COVID-19 jenis baru di Florida serang pasien tanpa riwayat perjalanan

Baca juga: PAHO: Korban tewas COVID-19 di Amerika capai 1 juta

Menkes ungkap strategi pelacakan varian virus baru COVID-19 di Indonesia

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021