Mamuju (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Darmawati (Bintang Puspayoga) menyampaikan kekagumannya saat melihat rumah sakit lapangan TNI Angkatan Darat.

"Kalau boleh jujur, dari beberapa kali saya turun ke titik-titik pengungsian, pertama kali saya melihat konsep rumah sakit di pengungsian yang luar biasa. Ada dokter, kemudian ada fasilitas yang luar biasa," kata I Gusti Ayu Darmawati, saat mengunjungi rumah sakit lapangan TNI-AD di Lapangan Tammajarra Makorem 142Tatag Kabupaten Mamuju, Kamis.

Dalam kunjungan tersebut Menteri PPPA memasuki setiap ruangan yang ada di dalam rumah sakit, baik ruang perawatan perempuan, perawatan bayi, hingga ruangan lain yang dinilai krusial untuk melaksanakan perawatan medis.

Baca juga: Rumah Sakit Lapangan TNI-AD lakukan SC pada warga korban gempa

Menteri PPPA juga menyampaikan apresiasi terhadap rumah sakit lapangan TNI-AD yang terdiri dari 28 tenda karena memiliki pelayanan, personel, hingga fasilitas yang sangat memuaskan.

Bahkan I Gusti Ayu Darmawati mengaku baru kali ini melihat rumah sakit di lokasi bencana yang memiliki sarana dan prasarana yang lengkap.

Ia mengungkapkan, ketika dirinya mengunjungi berbagai titik pengungsian di Mamuju, banyak cacatan penting harus mendapat penanganan intensif, di antaranya ibu hamil tua dan bayi yang lahir di pengungsian.

Namun kata dia, semua kendala yang terbersit di kepalanya terjawab, ketika mengunjungi rumah sakit lapangan milik TNI-AD di Korem 142/Tatag tersebut.

"Setelah berkunjung ke sini (Korem 142/Tatag) sudah dijawab oleh rumah sakit ini, ternyata masih banyak fasilitas yang memungkinkan ibu-ibu hamil tua ditampung di sini dengan pelayanan melahirkan yang sangat luar biasa," ungkapnya.

Baca juga: TNI-AD siapkan rumah sakit lapangan di Korem 142/Tatag Mamuju

Ia juga menyampaikan apresiasi dan bersyukur atas kehadiran rumah sakit yang bisa menyangga rumah sakit yang belum bisa beroperasi maksimal di Sulbar, pascagempa dengan magnitudo 6,2 yang mengguncang wilayah Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene.

Kemandirian rumah sakit itu menurut Menteri PPPA, penting untuk melayani yang mengalami luka akibat terkena reruntuhan gempa atau sakit ketika berada di pengungsian.

"Saya mengapresiasi dan rasa bangga yang luar biasa melihat kemandirian rumah sakit ini. Ini suatu harapan baru. Makanya pas sekali kita berkunjung ke sini," tutur I Gusti Ayu Darmawati.

Di tempat yang sama Komandan Batalyon Kesehatan Danyonkes 2 Divisi Infanteri 2 KostradLetkol Ckm dr. Ayiq Mahmud, Sp OT (K) Spine berterima kasih atas kunjungan Menteri PPPA tersebut.

Rumah sakit lapangan tersebut lanjutnya, merupakan rumah sakit pertama di Indonesia yang terlengkap, terdiri dari 28 tenda yang dari berbagai fasilitas, diantaranya ruang operasi, UGD, radiologi, dan fasilitas medis lainnya.

Selain itu, petugas medis andal pun tersedia dalam rumah sakit ini, yakni sebanyak 12 dokter ahli, bedah, anastesi, anak, kandungan, bidan dan personel lain yang memiliki kompetensi yang sudah tidak diragukan lagi.

"Itu semua dilengkapi dan melayani secara mandiri. Saat ini sudah 267 pasien perawatan, ada 14 orang yang dirawat dan sudah empat orang yang dioperasi," ungkap Ayiq Mahmud.

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa kata dia berharap, rumah sakit lapangan itu bisa menjadi pendukung rumah sakit di daerah yang pelayanannya masih terbatas.

"Harapan pak Kasad, rumah sakit ini didirikan untuk benar-benar menjadi rumah sakit pendukung sampai rumah sakit daerah dinyatakan bisa berdiri sendiri," terang Ayiq Mahmud.

Baca juga: RSUD siapkan rumah sakit lapangan penanganan COVID-19 di Kota Malang
Baca juga: Menteri PPPA pastikan perempuan-anak aman dan nyaman di pengungsian
Baca juga: Menteri PPPA: Perempuan-anak harus diutamakan dalam penanganan bencana

Pewarta: Amirullah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021