Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan penanganan pandemi COVID-19 membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak.
"Kerja sektoral tidak akan bisa berhasil dengan baik, apalagi jika ditandai dengan saling menyalahkan maka hanya akan jadi sangat lemah. Ini jadi kerja bersama," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, dalam Temu Virtual Pemimpin Redaksi Media Nasional, dikutip dari siaran resmi, Kamis.
"Justru situasi sekarang ini menuntut kolaborasi, semangat bekerja bersama, lebih berkonsentrasi untuk meningkatkan energi dan kerja keras yang kita lakukan dalam menangani Covid-19," kata dia.
Baca juga: Indonesia ajak Korsel kerja sama dengan ASEAN dalam teknologi baru
Baca juga: Pers berperan edukasi masyarakat soal COVID-19
Indonesia, dalam menangani COVID-19, memasuki babak baru yaitu vaksinasi secara bertahap kepada masyarakat. Pemerintah sudah memesan vaksin untuk 70 persen masyarakat, atau setara dengan 181 juta orang.
Johnny mengatakan vaksinasi merupakan "game changer" dalam penanganan pandemi.
Dia berharap media massa menyebarluaskan informasi yang membantu masyarakat memahami vaksin secara utuh sehingga mereka mau berpartisipasi aktif terhadap program tersebut.
Pemerintah juga sudah melakukan sosialisasi tentang vaksin secara nasional, namun, masih terkendala mereka yang ragu terhadap vaksinasi.
Kominfo, mengutip pemberitaan media massa, ada 40 persen orang yang ragu mengikuti vaksinasi. Keraguan terhadap vaksin menurut Johnny muncul karena hoaks yang beredar.
Kominfo sejauh ini sudah menurunkan hoaks tentang vaksinasi di media sosial, antara lain Instagram, Facebook, YouTube, Twitter hingga TikTok.
"Tetapi ada masih banyak yang direproduksi di platform chat atau sistem yang end to end encryption. Itu tentu tidak bisa ditangani Kominfo dari luar," kata Johnny.
Platform yang dimaksud adalah aplikasi pesan instan.
Untuk platform yang tertutup seperti pesan instan, Kominfo memberikan klarifikasi dengan menempelkan label hoaks pada konten yang beredar.
Acara tersebut juga dihadiri Kepala Staf Presiden, Moeldoko, yang berpendapat media massa memeliki peran penting dalam menyadarkan masyarakat menerapkan protokol kesehatan.
Dia melihat penanganan pandemi virus corona tidak bisa lepas dari 3T (tracing, testing dan treatment), 3M (menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) dan vaksinasi.
"3M jadi tanggung jawab masyarakat 3T jadi tanggung jawab pemerintah. Jadi media berperan penting dalam menyadarkan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan," kata Moeldoko.
Baca juga: Operator seluler hormati putusan Kominfo hentikan seleksi 2,3GHz
Baca juga: Menteri Digital ASEAN sepakati kerja sama dengan AS, China dan India
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021