Jakarta (ANTARA) - Perusahaan konsultan berbasis di Singapura, Momentum Works, mengumumkan bahwa aktivitas di rumah selama pandemi membuat layanan pesan-antar makanan menggeliat hingga naik 183 persen pada 2020, jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Layanan pesan-antar makanan menunjukkan pertumbuhan dari tahun ke tahun sebesar 91 persen pada 2019 dan 183 persen pada 2020, menurut laporan Momentum Works berjudul Food Delivery Platforms in Southeast Asia.

"Pertumbuhan bisnis layanan pesan-antar makanan mencapai 183 persen pada 2020. Salah satu alasan terbesarnya, kita tahu karena COVID-19, kita semua bahkan hingga saat ini bekerja dari rumah, dan beberapa dari kita tidak punya waktu untuk memasak, ini yang membuat pertumbuhan terus meningkat," kata Chief Operating Officer Momentum Works, Yorlin Ng, dalam temu media virtual, Kamis.

Baca juga: GoRide & GoCar pilihan utama masyarakat yang bepergian saat pandemi

Baca juga: Grab Asia Tenggara disebut sedang pertimbangkan IPO di AS tahun ini


Meski COVID-19 mendorong pertumbuhan layanan pesan-antar makanan, Momentum Works melihat bahwa pandemi juga menciptakan ketegangan atau "pemicu stres" baru, salah satunya penentuan tarif komisi antara operator layanan makanan dan platform pengiriman makanan.

Pandemi juga dinilai dapat memicu gesekan antara platform pengiriman makanan dengan operator logistik. Dengan meningkatnya pengangguran, lebih banyak pekerja terlantar yang beralih ke bisnis pengiriman makanan.

Hal ini dapat menyebabkan penurunan pendapatan per pengendara, menciptakan gesekan antara pengendara pengiriman makanan dan operator.

Selanjutnya, lonjakan volume ditambah dengan penyebaran pesanan secara geografis -- beralih dari perkantoran ke daerah pemukiman -- juga menguji efisiensi operasional platform pengiriman makanan.

Namun, menjelang akhir 2020, permasalahan soal tarif komisi dan gesekan platform dengan operator logistik, menurut Momentum Works, sebagian besar telah terselesaikan.

Penelitian yang dilakukan pada 2020 dengan metode yang mencakup wawancara, survei, dan data dari layanan pemantauan pihak ketiga, itu juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia menghabiskan total 3,7 miliar dolar AS (sekitar Rp52,1 triliun) dalam konsumsi layanan pesan-antar makanan.

Konsumsi tersebut dilakukan melalui dua penyedia layanan pesan-antar makanan terbesar yaitu Grab dan Gojek. Grab memegang 53 persen pangsa pasar layanan pesan-antar makanan di Indonesia, diikuti oleh Gojek sebesar 47 persen.

GMV atau gross merchandise volume layanan pesan-antar makanan milik Grab diperkirakan mencapai 5,9 miliar dolar AS (sekitar Rp83,2 triliun) untuk kawasan Asia Tenggara.

Baca juga: Pesan steak lewat jasa antar bisa seenak "dine in"?

Baca juga: PSBB transisi jadi angin segar untuk pebisnis kuliner

Baca juga: Gong cha buka gerai di Indonesia, perkuat layanan pesan antar

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021