Padang (ANTARA) - Universitas Negeri Padang (UNP) khususnya Fakultas Pariwisata dan Perhotelan pada tahun 2021 siap mengembangkan tiga destinasi wisata di Sumatera Barat termasuk UMKM.
"Dari tiga destinasi itu sudah ada dua destinasi yang pasti kami kembangkan sedangkan satu lagi akan kami musyawarahkan bersama Dinas Pariwisata Sumbar, Kota dan Kabupaten," kata Dekan Fakultas Pariwisata UNP Dra Ernawati, M.Pd di Padang, Rabu.
Dua destinasi wisata tersebut yang pasti dikembangkan tahun ini adalah Objek Wisata Payo di Kota Solok dan Nagari Harau di Kabupaten Limapuluh Kota.
Sementara untuk satu destinasi lagi, ada tiga calon yang akan diusulkan yakni destinasi wisata di Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam.
Dalam musyawarah atau webinar yang akan digelar pada Februari 2021, masing-masing Pemda dari tiga usulan daerah tersebut akan memperlihatkan anggaran yang mereka punya dan di situ akan ketahuan mana yang serius akan kami bina.
Pemerintah daerah yang memiliki anggaran paling besar untuk pengembangan destinasi wisata di daerahnya akan di dahulukan untuk dibina oleh UNP.
Setelah tiga destinasi wisata ditentukan maka pihak UNP akan mulai melakukan pengembangan pada destinasi wisata tersebut serta membina UMKM di sekitar destinasi tersebut sesuai dengan proker Dinas Pariwisata di daerah masing-masing.
Ia mencoba untuk mengawinkan UMKM dengan pariwisata karena termotivasi dari imbauan Menteri Pariwisata Sandiaga Uno yang baru dilantik Desember 2020 yang banyak memberikan tips-tips bisnis pada kalangan UMKM.
Dalam musyawarah itu akan diidentifikasi apa saja UMKM yang bisa mendukung destinasi wisata di daerah itu seperti cendramata, kuliner dan lain-lain.
Kemudian, skema pendampingan terhadap UMKM akan berbeda di setiap daerah tergantung dengan karakteristik daerah masing-masing dan kondisi UMKM itu sendiri.
"Misalnya UMKM cenderamata, dia sudah punya cenderamata tapi ukurannya besar itu akan kita buat ukuran lebih kecil, atau cenderamata yang dibuat kurang cocok dengan ciri khas daerahnya maka akan kita bantu cocokkan dengan ciri khas daerahnya," ucapnya.
Untuk cenderamata ada tiga yang dibina mulai dari ketepatannya yang sesuai dengan ciri khas daerahnya, kemudian keindahan dan terakhir ukurannya sebab wisatawan cenderung mencari cenderamata yang ringan, mudah didapatkan serta harganya terjangkau.
Sedangkan untuk UMKM bidang kuliner akan dibina kemasan, rasa, ketahanan dan tentu kuliner yang menandakan ciri khas di daerahnya.
"Seperti di Harau ciri khasnya goreng pucuak kawa, kawa daun yang yang kecil-kecil itu digoreng dengan teri dan kacang tanah, itu ciri khas daerah itu karena banyak terdapat kawa," tambahnya.
Sementara di Kota Solok terkenal dengan kuliner gulai batang pisang dengan daging. Pohon pisang yang digunakan adalah pohon pisang kecil yang hanya tumbuh di daerah itu saja dan yang dimasak adalah bagian umbut atau lapisan tengah pohon pisang tersebut.
Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021