CEO Noka Coffee Panji Abdiandra mengatakan, jika konsumen puas dengan suatu produk kopi, biasanya konsumen hanya akan memuji sang barista. Padahal faktanya yang menentukan 60 persen rasa kopi adalah proses di ladang dan 30 persen proses roasting, dengan blockchain, memungkinkan customer Noka Coffee untuk mengetahui perjalanan biji kopi yang mereka konsumsi from farm to cup, mulai dari petani, kolektor, roaster, hingga diproses oleh barista di kedai.
"Caranya mudah, dimana customer hanya perlu memindai QR Code yang tertera di cup atau kemasan produk," ungkap Pandji
Dengan mengusung tema ‘The Infinite Story of Farmers’, Noka Coffee membawa cerita di balik petani kopi yang mereka angkat dan berikan sampai ke tangan pembeli.
Salah satu produk andalannya, lanjut Pandji, adalah kopi Mbak Erna Signature, dimana kopi ini dihasilkan dari biji kopi yang dikelola secara organik hasil budidaya salah seorang agripreneur terbaik Kerinci, Mbak Erna, yang berada di ketinggian 1.630 mdpl.
"Kompleksitas rasa biji kopi Sigararutang dan Andung Sari milik Mbak Erna ini mendapat nilai 8.5 dari Association of Indonesian Coffee Exporters and Industries (AICE)," ungkap Pandji.
Sementara itu, CEO Emurgo
Shunsuke Murasaki mengatakan,
pihaknya tertarik untuk melakukan pilot project dengan Noka Coffee, karena mereka memiliki semangat untuk mengangkat cerita perjuangan petani kopi, meski pengaplikasian EMURGO Traceability Solution membutuhkan proses sosialisasi dan edukasi yang panjang khususnya bagi petani kecil yang minim akses teknologi, namun kami percaya manfaatnya akan sustain dan menginspirasi banyak stakeholders.
"Semoga banyak pemangku kepentingan agribisnis Indonesia mengaplikasikan teknologi ini untuk meningkatkan nilai jual dan daya saing di pasar global," tutup Shunsuke.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2021