Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Daeng Mohammad Faqih mengajak kaum ibu agar tidak takut disuntik vaksin COVID-19 sebab hal itu sama saja dengan imunisasi pada anak.

"Ibu-ibu tidak perlu takut. Apalagi hampir tiap bulan kita mengantar anak kita untuk imunisasi," kata dia saat diskusi virtual yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Perlu diingat, kata dia, suatu vaksin dibuat dengan tujuan mengatasi penyakit-penyakit berbahaya, termasuk COVID-19. Apalagi, virus yang pertama kali diketahui menjangkit di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, itu telah menyebabkan satu juta orang Indonesia terinfeksi.

"Sudah banyak menimbulkan kematian, hampir 30.000 di Indonesia dan itu belum satu tahun," ujar Daeng.

Seharusnya, menurut dia, masyarakat berebut atau meminta agar pemerintah segera memberikan vaksin kepada warganya supaya bisa menciptakan kekebalan kelompok.

Pada kesempatan itu, dr Daeng mengaku juga telah divaksin untuk kedua kalinya dan tidak mengalami gejala yang signifikan.

"Alhamdulillah sehat-sehat saja. Jadi kalau ibu-ibu bertanya keamanannya, ya saya ini contohnya," kata dia.

Terkait penyuntikan vaksin COVID-19 sebanyak dua kali, Daeng menjelaskan penyuntikan pertama untuk menyiapkan sel tubuh lalu yang kedua untuk menciptakan atau menimbulkan antibodi.

Baca juga: Presiden kenakan singlet untuk memudahkan penyuntikan vaksin

Meskipun demikian, ia memahami kekhawatiran atau ketakutan dari masyarakat awam terkait keamanan vaksin. Hal itu bisa saja kurang mendapatkan pengetahuan atau informasi detail terkait vaksin.

Baca juga: Prof Abdul lebih tenang saat berikan suntikan vaksin kedua ke Presiden

Secara pribadi, Daeng yang juga seorang dokter serta cukup memahami tentang vaksin merasa bersyukur diberikan kesempatan vaksinasi di tahap awal. Oleh sebab itu, masyarakat juga harus melakukan hal yang sama dan tidak takut divaksin.

Baca juga: Presiden Jokowi hingga Raffi Ahmad tak rasakan sakit saat divaksin

"Makanya jangan percaya hoaks. Sebab, kalau sudah kena COVID-19 bisa bahaya," ujarnya.

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021