Cilacap (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di wilayah Jawa Tengah, khususnya Kabupaten Cilacap, untuk mewaspadai angin kencang yang berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan.
"Sejak kemarin (26/1) hingga beberapa hari ke depan, di wilayah Jawa Tengah umumnya dan Cilacap pada khususnya akan berpotensi bertiup angin yang cukup kencang," kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Rabu.
Ia mengatakan berdasarkan pantauan pada hari Selasa (26/1), kecepatan angin maksimum yang bertiup di wilayah Cilacap mencapai 25 knot dan pada hari Rabu (27/1) mencapai 32 knot.
Menurut dia, hal itu terkait dengan adanya beberapa pusat tekanan rendah yang terpantau di utara Australia, Samudra Pasifik sebelah timur laut Australia, dan Samudra Hindia barat laut Australia.
Baca juga: Kabupaten Temanggung-Jateng dilanda angin kencang dan banjir
Baca juga: Kabupaten Magelang kembali diterjang angin kencang
"Sementara itu, di benua Asia terdapat pusat tekanan tinggi. Perbedaan tekanan yang cukup tinggi antara belahan bumi utara atau Asia dan belahan bumi selatan atau Australia mengakibatkan angin bertiup cukup kencang," katanya menjelaskan.
Teguh mengatakan secara umum angin kencang di Cilacap lebih cenderung terjadi pada siang hingga menjelang malam hari.
Menurut dia, dampak lain yang ditimbulkan angin kencang itu adalah wilayah perairan maupun Samudra Hindia selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta berpotensi terjadi gelombang tinggi hingga sangat tinggi, sehingga perlu kewaspadaan terhadap angin kencang tersebut terutama bagi para nelayan.
"Untuk mengurangi dampak angin kencang, salah satunya adalah dengan menebang pohon yang sudah rapuh, pohon yang dekat rumah, atau pohon yang bisa membahayakan. Selain itu, hindari berlindung di baliho karena dikhawatirkan bisa roboh," katanya.*
Baca juga: Magelang diterjang angin kencang, puluhan rumah rusak
Baca juga: Cuaca esktrem disebut BMKG mesti diwaspadai warga di selatan Jateng
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021