Alasannya bisa jadi karena daerah-daerah yang tidak melaksanakan PPKM ini memang cenderung daerah perkotaan di mana beban masalah ada di sana
Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mencatat peningkatan angka kesembuhan di 21 kabupaten/kota di tujuh provinsi yang melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) selama dua pekan terakhir.
"Jadi waktu berjalan PPKM ini kita melihat masih ada 56 kabupaten/kota yang melaksanakan PPKM. Namun, tren kesembuhannya ini turun. Tapi ada 21 kabupaten/kota yang trennya justru meningkat," kata Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan COVID-19 dr. Dewi Nur Aisyah dalam Dialog Satgas dari Graha BNPB di Jakarta, Rabu.
Meskipun angka kesembuhan itu bukan bagian dari dampak langsung pelaksanaan PPKM di Jawa-Bali, kata dia, memengaruhi jumlah kasus yang bertambah dalam dua pekan terakhir.
"Kalau jumlah kasusnya ternyata bertambah, maka angka kesembuhannya pasti akan turun," kata dia.
Dimulai dari Bali, Dewi mencatat bahwa dari kabupaten/kota yang melaksanakan PPKM di provinsi tersebut, penurunan angka kesembuhan tercatat sekitar -4,18 persen, sedangkan di daerah kabupaten/kota yang tidak melaksanakan PPKM, rata-rata penurunan angka kesembuhannya tercatat -5,31 persen, penurunannya masih lebih tinggi dibandingkan daerah yang melaksanakan PPKM.
"Artinya di Bali penurunan angka kesembuhan karena PPKM lebih baik daripada yang tidak PPKM," katanya.
Baca juga: Sebanyak 1,9 juta orang di Jawa Timur terjaring operasi yustisi PPKM
Di Banten, rata-rata angka kesembuhan selama PPKM turun -4,42, sedangkan di daerah yang non-PPKM turunnya hingga -7,71 persen, sedangkan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara umum mencatatkan peningkatan rata-rata angka kesembuhan 1,41 persen.
"Di Yogyakarta ini kita lihat dalam dua minggu berhasil mengerem. Memang masih ada dua yang ada penurunan angka kesembuhan. Tapi tiga di antara lima itu sudah bisa naik. Berarti PPKM ini cukup berhasil di daerah ini," katanya.
Di DKI Jakarta, seluruh kabupaten-kota di provinsi tersebut melaksanakan PPKM dengan angka kesembuhan yang tercatat masih menurun -3,32 persen, di Jawa Barat, penurunan angka kesembuhan di wilayah PPKM rata-rata -1,47 persen, sedangkan di daerah yang non-PPKM di provinsi itu angka kesembuhannya turunnya hingga -22 persen.
Di Jawa Timur, rata-rata kabupaten/kota yang melaksanakan PPKM mencatat penurunan angka kesembuhan -2,81 persen, sedangkan di wilayah non-PPKM angka kesembuhannya justru tercatat naik tipis 0,27 persen, di Jawa Timur, tren angka kesembuhan di wilayah yang non-PPKM juga tercatat lebih baik dibandingkan daerah yang melaksanakan PPKM, dengan tren peningkatan 0,73 persen di daerah non-PPKM dan penurunan -1,53 persen di daerah PPKM.
Jika dibandingkan berdasarkan total jumlah kabupaten-kotanya, Dewi mencatat sebenarnya ada perbaikan di daerah yang melaksanakan PPKM.
"Alasannya bisa jadi karena daerah-daerah yang tidak melaksanakan PPKM ini memang cenderung daerah perkotaan di mana beban masalah ada di sana. Bahwa daerah pusat di Jatim ini memang bebannya paling tinggi. Jadi ketika pun mereka bisa menurunkan, ini sebenarnya adalah upaya mengeremnya sudah sangat kencang," katanya.
Baca juga: Mendagri terbitkan instruksi perpanjangan PPKM, kendalikan COVID-19
Secara keseluruhan, dari total 77 kabupaten/kota di tujuh provinsi yang melaksanakan PPKM di Jawa-Bali, sebagian besar atau 56 kabupaten/kota di antaranya memang mencatatkan penurunan tren kesembuhan. Namun demikian, 21 kabupaten/kota lainnya mencatat tren kenaikan angka kesembuhan.
Di kabupaten/kota yang tidak melaksanakan PPKM juga ternyata ada 25 di antaranya yang mencatatkan tren penurunan angka kesembuhan.
"Namun kalau kita lihat besaran antara yang PPKM dengan yang non-PPKM, bisa dikatakan bahwa besaran penurunan angka kesembuhan masih lebih kecil pada daerah yang melaksanakan PPKM, dibandingkan dengan yang tidak PPKM," demikian Dewi.
Baca juga: Gubernur Bali panggil bupati/wali kota tindaklanjuti perpanjangan PPKM
Baca juga: Epidemiolog: Pemerintah harus evaluasi kebijakan PPKM
#satgascovid19
#ingatpesanibu
#pakaimasker
#jagajarak
#vaksincovid19
Pewarta: Katriana
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021