Mataram (ANTARA) - Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan jumlah penambahan kasus positif baru COVID-19 di Mataram pada Selasa (27/1) pukul 22.00, bertambah sebanyak 26 orang.

"Dengan tambahan kasus tersebut, jumlah total COVID-19 di Kota Mataram menjadi 1.727 kasus, masih dalam perawatan 267 orang, sembuh 1.355 orang, dan 103 meninggal dunia," kata Anggota Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Rabu.

Menurutnya, tambahan pasien COVID-19 yang cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir ini, masih merupakan kluster perkantoran dan pelaku perjalanan keluar daerah, dan berkembang menjadi kluster keluarga.

"Peningkatan kasus ini, bisa berpotensi meningkatkan status Mataram dari zona oranye menjadi zona merah. Tapi kita harapkan, kondisi ini bisa segera melandai pada titik kordinatif dan fase ini sudah diprediksi satgas," katanya.

Baca juga: Gugus Tugas: 20 kelurahan di Mataram zona merah COVID-19

Baca juga: Gugus: Pasien positif COVID-19 di Mataram terus meningkat

Dikatakannya, perkembangan kasus COVID-19 di daerah ini sangat fluktuatif dan dinamis. Pasalnya, penyakit COVID-19 ini merupakan penyakit baru, bahkan negara-negara maju lainnya belum punya pengalaman dalam menangani dan mengelola pandemi COVID-19.

"Dinamika terhadap data dan pola penanganan juga sangat dimanis, sehingga wajar jika saat ini ada sekitar 44 persen kasus COVID-19 yang sumber penularannya belum diketahui," katanya.

Menurutnya, apabila sumber penularannya belum diketahui akan sangat berpengaruh terhadap upaya Satgas COVID-19, dalam upaya memutus mata rantai penyebaran melalui penelusuran kontak.

"Sekitar 44 persen kasus COVID-19 yang sumber penularannya belum diketahui itu bisa juga karena masih adanya pasien yang tidak jujur saat dimintakan keterangan," ujarnya.

Terkait dengan itu Satgas COVID-19 Kota Mataram telah sepakat menambah upaya pencegahan COVID-19 melalui gerakan 3M menjadi 5M yakni menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan.

"Jadi upaya pencengahan dengan 3M dinilai belum cukup, karena itu ditambah menjadi 5M. Harapan kita, masyarakat bisa kooperatif dukung pemerintah memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di daerah ini," katanya.*

Baca juga: Dirut RSUD Mataram usulkan pembukaan RS darurat COVID-19

Baca juga: Gugus Tugas : Pasien positif COVID-19 kembali bertambah 24 orang

Pewarta: Nirkomala
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021