Chicago (ANTARA) - Harga emas melemah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), mencatat penurunan hari keempat berturut-turut, di tengah kekhawatiran atas paket bantuan baru virus corona AS dan data ekonomi positif, sementara pelemahan dolar dan imbal hasil obligasi membatasi kerugian saat investor mengawasi pertemuan kebijakan Federal Reserve.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, turun 4,3 dolar AS atau 0,23 persen menjadi ditutup pada 1.850,90 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (25/1/2021), emas berjangka turun tipis satu dolar AS atau 0,05 persen menjadi 1.855,20 dolar AS.

Emas berjangka juga terpangkas 9,7 dolar AS atau 0,52 persen menjadi 1.856,20 dolar AS pada Jumat (22/1/2021), setelah menyusut 0,6 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.865,90 dolar AS pada Kamis (21/1/2021), dan melambung 26,3 dolar AS atau 1,43 persen menjadi 1.866,50 dolar AS pada Rabu (20/1/2021).

"Belum ada kejelasan ke mana pengeluaran fiskal akan pergi, tidak ada kejelasan penuh tentang bagaimana bank sentral akan bereaksi ... ketidakpastian ini berfungsi sebagai penghalang emas," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Sekuritas.

Emas juga tertekan data ekonomi AS yang positif. Indeks harga rumah S&P CoreLogic Case-Shiller naik 9,5 persen pada November 2020, dibandingkan dengan bulan yang sama 2019. Ini adalah tingkat pertumbuhan tahunan terkuat dalam lebih dari enam tahun, serta salah satu kenaikan tahunan terbesar sepanjang sejarah indeks lebih dari 30 tahun.

Lembaga riset The Conference Board juga melaporkan pada Selasa (26/1/2021) bahwa indeks kepercayaan konsumen meningkat menjadi 89,3 pada Januari, lebih tinggi dari 87,1 pada Desember.

Namun, indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, tergelincir dari level tertinggi satu minggu, meningkatkan daya tarik emas bagi pemegang mata uang lainnya.

"Dolar AS turun sedikit dan itu biasanya merupakan faktor pendukung."

Proposal bantuan pandemi Presiden AS Joe Biden senilai 1,9 triliun dolar AS menghadapi rintangan saat Partai Republik menyuarakan kekhawatiran atas biaya tersebut dan melobi untuk rencana yang lebih kecil yang menargetkan distribusi vaksin.

"Jika mereka mencapai kesepakatan, itu mungkin versi yang lebih rendah atau kurang kuat untuk bisa melewati Kongres, jadi itu juga membebani pasar (emas)," kata analis Saxo Bank Ole Hansen.

Investor sekarang menunggu pernyataan kebijakan bank sentral AS pada akhir pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu waktu setempat.

Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun mencapai level terendah tiga minggu. Imbal hasil yang lebih rendah mengurangi peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Secara fisik, impor emas bersih China melalui Hong Kong pada Desember naik untuk bulan kedua berturut-turut, meskipun impor untuk tahun lalu anjlok 85 persen karena pandemi berdampak pada permintaan negara tersebut untuk logam.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 5,4 sen atau 0,21 persen menjadi ditutup pada 25,538 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 2,7 dolar AS atau 0,24 persen menjadi menetap di 1.107,4 dolar AS per ounce.

Baca juga: Dolar AS menguat, harga emas kembali melemah untuk hari ketiga

Baca juga: Emas jatuh 9,7 dolar, aksi jual berlanjut saat "greenback" menguat

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021