"Kita lihat sekarang sudah di akhir Januari 2021. Alhamdullilah, kalau kita belajar dari tahun-tahun sebelumnya sudah banjir luar biasa, ini berkat program yang sudah kita buat (penanganan banjir)," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan program penanganan banjir seperti pengerukan sungai, terobosan codetan, perbaikan pompa dan polder berjalan optimal di akhir tahun 2020.
Baca juga: Jakarta Pusat tegaskan pompa Dukuh Atas berfungsi normal
"Namun untuk banjir ini, yang lebih penting kerja sama dengan seluruh masyarakat untuk tidak membuang sampah dan memastikan di lingkungannya bersih," ujarnya.
Untuk mengantisipasi banjir di DKI Jakarta, Riza sebelumnya mengungkapkan bahwa saat ini sudah terdapat 10 unit pompa dan enam unit genset dengan jumlah operator sebanyak 38 personel.
"Kesiapan pompa di seluruh rumah pompa DKI Jakarta akan terus dioptimalkan sehingga diharapkan saat musim hujan ini tidak ada masalah dalam pengoperasiannya," tuturnya.
Baca juga: Pemkot Jakbar tambah sarana evakuasi antisipasi banjir
Adapun, Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta telah menyediakan pompa stasioner sebanyak 487 unit di 178 lokasi rumah pompa yang tersebar di wilayah DKI Jakarta.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berpendapat sistem drainase DKI Jakarta menjadi penyebab utama dari bencana banjir besar yang menimpa Ibu Kota pada awal 2020.
"Kita bulan Januari itu mengalami curah hujan tertinggi dalam sejarah pencataan hujan di DKI Jakarta. Pencatatan sejarah hujan itu lebih dari 150 tahun dan kemarin kita mengalami tertinggi, sehingga peristiwa ini merupakan peristiwa sejarah. Kejadian Januari 2020 itu akan dikenang," kata Anies saat memberi sambutan dalam Anugerah Jurnalistik MH Thamrin 2020 di Balai Kota DKI Jakarta pada Senin (2/11/2020).
Anies menuturkan curah hujan pada awal tahun 2020 itu mencapai 377 milimeter per hari atau dalam hitungan 24 jam.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021