Jika dalam perjalanan musim tanam masih ada kekurangan pupuk bersubsidi terutama jenis urea, kami akan meminta penambahan kuota. Bisa dilakukan dengan cara realokasi jatah daerah lain yang belum terserap

Mataram (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan kuota pupuk urea bersubsidi kepada petani di Nusa Tenggara Barat sebanyak 172.604 ton untuk menunjang kegiatan usaha tani tanaman pangan pada musim tanam 2021.

"Kuota ratusan ribu ton urea bersubsidi tersebut akan dibagi kepada petani yang tersebar di 10 kabupaten/kota," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB Husnul Fauzi, di Mataram, Selasa.

Ia menyebutkan Kota Mataram mendapatkan jatah sebanyak 586 ton urea bersubsidi, Kabupaten Lombok Barat 7.375 ton, Lombok Utara 6.394 ton, Lombok Timur 27.569 ton, Lombok Tengah 22.197 ton, Sumbawa Barat 8.880 ton. Kabupaten Sumbawa 38.036 ton, Kabupaten Dompu 20.936 ton, Kabupaten Bima 40.395 ton, dan Kota Bima 2.363 ton.

Pembagian kuota untuk masing-masing kabupaten/kota dilakukan secara proporsional berdasarkan luas areal tanam.

Selain urea, kata Husnul, Kementan juga memberikan kuota pupuk bersubsidi jenis SP36 sebanyak 12.429 ton, pupuk ZA 18.590 ton, pupuk NPK 51.732 ton, pupuk organik granul sebanyak 22.208 ton, dan pupuk organik cair 76.352 ton.

"Jika dalam perjalanan musim tanam masih ada kekurangan pupuk bersubsidi terutama jenis urea, kami akan meminta penambahan kuota. Bisa dilakukan dengan cara realokasi jatah daerah lain yang belum terserap," ujarnya.

Husnul juga menyebutkan bahwa ada perubahan harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi, yakni urea sebesar Rp2.250 per kilogram (kg), SP36 Rp2.400/kg, ZA Rp1.700/kg, NPK Rp2.300/kg, NPK formula khusus Rp3.300/kg, pupuk organik granul Rp800/kg dan pupuk organik cair Rp20.000/liter.

Perubahan HET pupuk bersubsidi tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 49 tahun 2020.

Ia menambahkan HET pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud berlaku untuk pembelian oleh petani pekebun, peternak, pembudidaya ikan dan/atau udang di penyalur lini IV (kios resmi).

"Kami meminta seluruh penyuluh pertanian lapangan untuk menyosialisasikan kepada para petani di wilayah kerjanya terkait perubahan HET pupuk bersubsidi dan kuota untuk masing-masing wilayah," kata Husnul.

Baca juga: Anggota DPR: Terapkan 6T dalam penyaluran pupuk bersubsidi

Baca juga: Anggota DPR nilai sangat penting evaluasi penyaluran pupuk bersubsidi

Baca juga: Mentan sikapi tegas soal kelangkaan pupuk dimasa tanam

Pewarta: Awaludin
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021