Kesimpulan awal kami adalah pelanggaran itu sangat parah

Oslo (ANTARA) - Otoritas Perlindungan Data Norwegia pada Selasa mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk mendenda aplikasi kencan Grindr sebesar 100 juta crown Norwegia (sekitar 11,7 juta dolar AS) untuk pelanggaran privasi data pengguna.

Regulator Norwegia itu menilai bahwa Grindr telah melakukan pengungkapan data pengguna secara ilegal kepada perusahaan-perusahaan periklanan.

Grindr yang berbasis di Amerika Serikat -- yang menggambarkan dirinya sebagai aplikasi jejaring sosial terbesar di dunia untuk kaum gay, biseksual, transgender, dan queer ("berbeda"/"unik") -- belum menanggapi permintaan komentar melalui surat elektronik.

"Kesimpulan awal kami adalah pelanggaran itu sangat parah," kata badan regulator Norwegia itu dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan denda senilai 11,7 juta dolar AS yang disebutnya sebagai rekor denda.

Grindr memiliki waktu hingga 15 Februari untuk menanggapi klaim tersebut, setelah itu Otoritas Perlindungan Data Norwegia akan membuat keputusan akhir dalam kasus itu, kata badan tersebut.

Sebuah badan pengawas, Dewan Konsumen Norwegia (NCC), mengatakan dalam laporan Januari 2020 bahwa Grindr membagikan data-data penggunanya secara terperinci dengan pihak ketiga yang terlibat dalam periklanan dan pembuatan profil, seperti alamat IP pengguna, identitas iklan, lokasi GPS, usia dan jenis kelamin.

Sumber: Reuters

Baca juga: Filipina konfirmasi kasus penularan lokal varian baru COVID-19

Baca juga: Inggris akan bantu negara lain lacak varian virus coronaBaca juga: Berminat cari pasangan via aplikasi kencan? Simak tips dari psikolog

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021