Jakarta (ANTARA) - Kurang bergerak alias malas gerak (mager) rupanya tidak baik bagi kesehatan. Konsultan Hematologi Onkologi Medik FKUI-RSCM, Dr. dr. Ikhwan Rinaldi mengatakan, munculnya kanker kolorektal (KKR) di usia muda dipicu berbagai kebiasaan buruk, salah satunya kebiasaan mager ini.

"(Perjalanan) kanker membutuhkan waktu puluhan tahun. Di Indonesia ada kasus di usia muda, mungkin dari lifestyle. Aktivitas fisik rendah bisa memunculkan risiko (kanker kolorektal) meskipun kontribusinya tidak banyak," ujar dia dalam virtual media briefing "Bagaimana Personalised Medicine dalam Kanker Kolorektal," Selasa.

Baca juga: Tanda Anda kurang gerak, sering lelah hingga mudah lupa

Para pakar kesehatan merekomendasikan Anda berolahraga ringan selama 30 menit hampir setiap hari dalam seminggu untuk membantu kesehatan secara umum termasuk menurunkan risiko Anda terkena berbagai tipe kanker seperti KKR.

Kebiasaan buruk lain yang menempatkan Anda pada risiko terkena KKR yakni konsumsi daging merah yang diolah berlebihan, kurang asupan makanan berserat semisal sayuran dan buah-buahan, menyantap makanan berpengawet terus menerus lalu merokok, memiliki berat badan berlebihan juga bisa menjadi faktor yang berkontribusi pada munculnya kanker kolorektal.

"Konsumsi daging merah berlebihan yang dibakar atau diolah dengan suhu tinggi, yang dimakan bisa bukan lagi daging tetapi sudah ada yang bersifat karsinogenik," kata Ikhwan.

Insiden kanker kolorektal di Indonesia berdasarkan data Globocan 2012 sebesar 12,8 per 100.000 penduduk usia dewasa, dengan mortalitas 9,5 persen dari seluruh kasus kanker.

Faktor penyebab kanker ini sekitar 70 persen dipengaruhi faktor lingkungan termasuk kebiasaan makan, aktivitas fisik, merokok dan konsumsi alkohol.

Sekitar 25 persen dari kasus KKR memiliki kecenderungan genetik, dan 5 persen dari pasien KKR memiliki faktor keturunan yang terkait dengannya perkembangannya, menurut International Agency for Research on Cancer WHO.

Kanker kolorektal terjadi pada bagian kolon (bagian terpanjang pada usus besar) atau rektum (area akhir usus besar sebelum anus). Saat seseorang terdiagnosis jenis kanker ini, maka makanan yang bisa memicu kanker tetap harus Anda hindari.

Baca juga: Bahaya terlalu banyak rebahan

Baca juga: "Kaum rebahan" merasa lebih gampang lelah saat WFH? Ini penjelasannya

Baca juga: Pesan Denada untuk mereka yang hobi rebahan

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021