"Memang baru sedikit nakes yang divaksinasi dalam sepekan lalu, namun kita akan tingkatkan lagi vaksinasi di pekan ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung, Edwin Rusli, di Bandarlampung, Senin.
Dia menjelaskan bahwa baru tercapainya 568 nakes yang divaksinasi sebab dari 31 puskesmas pada pekan pertama vaksinasi Senin, baru beberapa puskesmas saja yang melakukannya.
"Tadinya kita kira bisa semua puskesmas melakukan vaksinasi bersamaan, tapi ternyata pada hari pertama tidak bersamaan, barulah sejak Kamis (21/1), puskesmas dapat melakukan vaksinasi secara serentak," kata dia.
Baca juga: Vaksinasi nakes di Bandarlampung baru berjalan di satu puskesmas
Baca juga: Dinkes: Jumlah positif COVID-19 di Lampung bertambah 118 kasus
Dia pun mengaku optimistis bahwa program vaksinasi tahap awal untuk tenaga kesehatan di Bandarlampung akan berjalan dengan lancar dan tepat waktu sebab pihaknya telah memberikan penyuluhan dan pengertian terkait vaksin ini.
"Memang ada sejumlah nakes yang dapat SMS blast enggan divaksinasi, kemudian kita langsung turun ke bawah menanyakan kenapa tidak mau vaksinasi. Tapi, alhamdulillah setelah diberikan penyuluhan mereka akhirnya mau divaksinasi," kata dia.
Sementara itu Ketua IDI Cabang Bandarlampung, dr Aditya M Biomed mengajak semua nakes harus mau divaksinasi sebab hal ini bertujuan guna memutus rantai penularan COVID-19.
Kemudian, dia pun mengingatkan kepada nakes yang sudah menerima dosis pertama vaksinasi, jangan sampai pula tidak melakukan vaksinasi untuk dosis kedua sebab nanti antibodinya tidak terbentuk.
"Ini kan tujuan baik untuk membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity. Nah, untuk nakes yang sudah divaksinasi pertama itu harus ikut disuntik lagi dosis keduanya. Lagian negara sudah banyak keluar uang kalau tidak memenuhi prosedur, tidak terbentuk antibodinya," kata dia.
Berdasarkan data yang dihimpun jumlah tenaga kesehatan di Bandarlampung kurang lebih berjumlah 6.321 dengan rincian Dokter yang tergabung dalam keanggotaan IDI Bandarpampung sebanyak 841.
Kemudian, Perawat yang tergabung dengan Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Bandarlampung sebanyak 4.400 orang dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Bandarlampung 1.080 orang.*
Baca juga: Tim Eva-Deddy jelaskan gugatan belum teregistrasi di MA
Baca juga: Hapus keraguan dan isu miring tentang vaksinasi
Baca juga: Vaksinasi nakes di Bandarlampung baru berjalan di satu puskesmas
Baca juga: Dinkes: Jumlah positif COVID-19 di Lampung bertambah 118 kasus
Dia pun mengaku optimistis bahwa program vaksinasi tahap awal untuk tenaga kesehatan di Bandarlampung akan berjalan dengan lancar dan tepat waktu sebab pihaknya telah memberikan penyuluhan dan pengertian terkait vaksin ini.
"Memang ada sejumlah nakes yang dapat SMS blast enggan divaksinasi, kemudian kita langsung turun ke bawah menanyakan kenapa tidak mau vaksinasi. Tapi, alhamdulillah setelah diberikan penyuluhan mereka akhirnya mau divaksinasi," kata dia.
Sementara itu Ketua IDI Cabang Bandarlampung, dr Aditya M Biomed mengajak semua nakes harus mau divaksinasi sebab hal ini bertujuan guna memutus rantai penularan COVID-19.
Kemudian, dia pun mengingatkan kepada nakes yang sudah menerima dosis pertama vaksinasi, jangan sampai pula tidak melakukan vaksinasi untuk dosis kedua sebab nanti antibodinya tidak terbentuk.
"Ini kan tujuan baik untuk membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity. Nah, untuk nakes yang sudah divaksinasi pertama itu harus ikut disuntik lagi dosis keduanya. Lagian negara sudah banyak keluar uang kalau tidak memenuhi prosedur, tidak terbentuk antibodinya," kata dia.
Berdasarkan data yang dihimpun jumlah tenaga kesehatan di Bandarlampung kurang lebih berjumlah 6.321 dengan rincian Dokter yang tergabung dalam keanggotaan IDI Bandarpampung sebanyak 841.
Kemudian, Perawat yang tergabung dengan Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Bandarlampung sebanyak 4.400 orang dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Bandarlampung 1.080 orang.*
Baca juga: Tim Eva-Deddy jelaskan gugatan belum teregistrasi di MA
Baca juga: Hapus keraguan dan isu miring tentang vaksinasi
Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021