Banda Aceh (ANTARA) - Kawanan gajah sumatra (elephas maximus sumatranus) diperkirakan 50 ekor dilaporkan merusak kebun warga di Desa Seuneubok Bayu, Kabupaten Aceh Timur.
Tgk Idris, masyarakat Kecamatan Banda Alam di Idi, Senin, mengatakan lebih 10 hektare kebun sawit milik warga di daerah itu rusak akibat amukan kawanan gajah.
"Amukan kawanan gajah ini sudah berlangsung sejak tiga hari terakhir. Mereka tidak hanya merusak perkebunan sawit masyarakat, juga pondok-pondok di kebun ikut diobrak-abrik," kata Tgk Idris.
Tgk Idris mengatakan puluhan gajah liar itu mulai terlihat di areal perkebunan warga pada Sabtu (23/1) sore. Kawanan satwa tersebut menghilang di malam hari dan muncul kembali ke perkebunan pada Minggu (24/1) sore.
Akibat amukan kawanan satwa dilindungi tersebut, kata Tgk Idris, tanaman sawit di perkebunan warga berusia tiga hingga lima tahun menjadi sasaran amukan gajah.
"Tanaman sawit tersebut mulai produktif dan selama ini terus dirawat pemiliknya. Namun tiba-tiba kawanan gajah merusaknya, sehingga pemilik kebun mengalami kerugian tidak sedikit," kata Tgk Idris.
Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto mengatakan pihaknya telah menerima laporan kawanan gajah sumatra memasuki perkebunan masyarakat di Desa Seuneubok Bayu, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur.
"Kami telah menurunkan tim ke lokasi, melakukan pengecekan dan pemantauan, sehingga nantinya dapat diambil langkah selanjutnya," kata Agus Arianto.
Sebelumnya, Agus Arianto mengatakan gajah sumatra merupakan satwa liar yang dilindungi. Berdasarkan data organisasi konservasi alam dunia, IUCN, gajah sumatra hanya ditemukan di Pulau Sumatra. Satwa tersebut masuk spesies terancam kritis dan berisiko tinggi untuk punah di alam liar.
"Kerusakan habitat gajah dapat menimbulkan konflik dengan manusia. Konflik ini bisa menimbulkan kerugian ekonomi dan korban jiwa bagi manusia maupun keberlangsungan hidup satwa dilindungi tersebut," kata Agus Arianto.
Oleh karena itu, BKSDA Aceh mengimbau masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian alam, khususnya satwa liar gajah sumatra, dengan cara tidak merusak hutan yang merupakan habitatnya.
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021