"Kalau ada tempat isolasi terpusat seperti awal pandemi COVID-19 di Wisma Nusantara, bisa lebih aman karena kita bisa melakukan pengawasan dan pemantauan ketat serta fokus," katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Senin.
Pernyataan itu disampaikan dengan melihat kondisi perkembangan COVID-19 yang kian menunjukkan peningkatan signifikan. Berdasarkan data terakhir, Senin pukul 12.00 Wita, jumlah pasien positif COVID-19 yang masih dalam perawatan sebanyak 228 orang, 1.355 dinyatakan sembuh dan meninggal 103 orang.
Untuk pasien yang masih dalam perawatan itu, katanya, ada yang dirawat di rumah sakit ada juga yang melakukan isolasi mandiri karena dalam kondisi baik. Khusus yang dirawat di RSUD Kota Mataram sebanyak 28 orang, sedangkan yang isolasi mandiri di bawah pantauan RSUD Mataram tercatat 58 orang.
Baca juga: Gugus Tugas : Pasien positif COVID-19 kembali bertambah 24 orang
Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Mataram bertambah 24 orang
"Mereka yang isolasi mandiri inilah yang menjadi fokus kita, sebab jika tidak diawasi maksimal maka bisa berpotensi menularkan lagi ke yang lain," katanya.
Ia mengakui selama ini pemantauan pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri melalui pelayanan kesehatan di rumah atau home care dan via telepon. Akan tetapi, pelayanan itu tidak dapat maksimal karena tim home care juga melayani pasien reguler.
"Karena itulah, kami berharap Tim Gugus Tugas COVID-19 Kota Mataram dapat mengeluarkan SK untuk pembukaan kembali RS darurat untuk menangani warga Kota Mataram yang terpapar COVID-19 dalam kondisi baik," katanya.
Menurutnya, jika awal pandemi COVID-19 merebak, RS darurat yang digunakan adalah Wisma Nusantara, kali ini bisa saja menggunakan Hotel Natuna dan Fiz Hotel yang sudah siap.
Jika pasien melakukan isolasi terpusat, maka petugas bisa memberikan edukasi dan mengobati mental mereka. Pasalnya, selama ini banyak yang belum tahu apa yang harus mereka lakukan jika sudah terpapar dan ketika melakukan isolasi mandiri.
"Karena itulah, pembukaan kembali RS darurat untuk pasien COVID-19 yang akan melakukan isolasi mandiri saat ini perlu menjadi prioritas," katanya.
Lebih jauh dr Jack, begitu Dirut RSUD Mataram ini akrab disapa, mengatakan untuk kapasitas ruang perawatan pasien COVID-19 di UGD pengembangan masih mencukupi. Dimana kapasitas tempat tidur yang disiapkan sebanyak 50 unit, dan yang terisi saat ini 28 tempat tidur.
"Kita kekurangan ruang isolasi atau ruang ICU untuk merawat pasien yang bergejala. Saat ini kita baru punya dua, yakni satu untuk pasien reguler dan satu untuk COVID-19, dengan jumlah kebutuhan ideal sekitar 6-7 ruang ICU. Tapi Alhamdulillah, sampai sekarang belum ada pasien COVID-19 yang dirawat di ICU," katanya.*
Baca juga: Pemkot Mataram canangkan pelaksanaan vaksinasi COVID-19
Baca juga: Pemprov mulai distribusikan vaksin COVID-19 ke Mataram dan Lobar
Pewarta: Nirkomala
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021