Saya kira manajemen anti penyuapan bersifat mendesak atau urgent buat BUMN di Indonesia

Jakarta (ANTARA) - Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia, Toto Pranoto menilai penerapan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang dijalankan oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. atau WIKA dapat mendorong perbaikan praktik Good Corporate Governance (GCG) di BUMN konstruksi itu.

"WIKA adalah BUMN yang beroperasi secara internasional. Dengan status Tbk maka transparansi dan akuntabilitas perusahaan adalah prioritas. Disamping SOP internal yang telah diimplementasikan, maka penerapan manajemen anti penyuapan diharapkan bisa mendorong praktik GCG yang lebih baik di WIKA," ujar Toto Pranoto saat dihubungi Antara di Jakarta, Minggu.

Menurut dia, sebagai perusahaan berstatus Tbk maka kinerja menjadi kunci bagaimana investor akan bereaksi atas harga saham perusahaan tersebut. Sekali reputasi perusahaan rusak karena tindakan korupsi dan sejenisnya maka akan sulit untuk pulih dan mendapatkan kepercayaan dari publik.

"Saya kira manajemen anti penyuapan bersifat mendesak atau urgent buat BUMN di Indonesia. Apalagi di lingkup BUMN Karya yang banyak memiliki proyek jumbo terutama di sektor infrastruktur," kata Toto.

Lebih lanjut Toto menjelaskan bahwa beberapa kasus pelanggaran GCG yang menyebabkan beberapa pimpinan dan direksi BUMN Karya terjerat kasus korupsi dan gratifikasi menjadi indikatornya.

"Dengan implementasi manajemen anti penyuapan diharapkan praktik GCG yang buruk bisa semakin dieliminasi," ujarnya.

Sebelumnya WIKA resmi memperoleh Sertifikat Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) ISO 37001:2016 dari Sucofindo International Certification Services (SICS).

Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito menyambut positif penyerahan sertifikat Sistem Manajemen Anti Manajemen (SMAP) ISO 37001:2016 oleh SICS) kepada perseroan.

Menurut Agung, WIKA menyadari bahwa tuntutan pengembangan bisnis harus bisa diimbangi dengan praktik untuk mewujudkan bisnis yang beretika. Salah satu bentuk implementasi kebutuhan itu adalah dengan melaksanakan ISO 37001:2016.

Sementara itu, Direktur Komersial I PT Sucofindo Herliana Dewi mengatakan bahwa dengan diterapkannya ISO 37001:2016 secara utuh dan konsisten terhadap seluruh persyaratan standar yang ada dengan selalu mengantisipasi risiko penyuapan, maka hal itu diharapkan dapat mendukung pencapaian strategis dan kinerja WIKA.

Baca juga: Di tengah pandemi, belanja WIKA ke UMKM capai Rp1,5 triliun pada 2020
Baca juga: WIKA raih 10 juta jam kerja selamat pada proyek Bandara Hasanuddin
Baca juga: Menteri PUPR nilai WIKA unggul dalam persaingan di sektor konstruksi

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021