Wellington (ANTARA) - Pejabat kesehatan Selandia Baru pada Minggu (24/1) mengatakan sedang menyelidiki kemungkinan kasus COVID-19 komunitas, pertama di negara tersebut dalam beberapa bulan.

Selandia Baru, salah satu negara maju yang paling sukses mengendalikan penyebaran pandemi, terakhir kali mencatat transmisi COVID-19 komunitas pada 18 November, menurut informasi situs Kementerian Kesehatan.

"Pejabat kesehatan saat ini sedang mendalami kasus tersebut," demikian pernyataan kemenkes.

Penguncian ketat dan keuntungan wilayah yang terisolasi secara geografis membantu Selandia Baru secara virtual melenyapkan virus corona di perbatasannya.

Negara itu hanya melaporkan total 1.927 kasus terkonfirmasi COVID-19. Tetapi, pandemi yang mengguncang seluruh dunia, membuat lebih banyak orang kembali ke Selandia Baru dengan membawa infeksi, termasuk varian baru COVID-19 dari Inggris dan Afrika Selatan, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa virus bisa saja kembali menjangkiti komunitas.

Pada Minggu, tercatat delapan infeksi baru yang semuanya terjadi pada pendatang yang sedang dikarantina di perbatasan. Jumlah itu menambah kasus aktif yang dikarantina menjadi 79, menurut pernyataan lainnya dari kementerian.

Tekanan terhadap pemerintahan Perdana Menteri Jacinda Ardern untuk menggelar vaksinasi meningkat, tetapi Selandia Baru mengatakan bahwa mayoritas dari populasi mereka hanya akan divaksin pada paruh kedua tahun ini.

Sumber: Reuters

Baca juga: Selandia Baru minta wisatawan tunjukkan hasil COVID-19 negatif

Baca juga: Facebook tutup akun partai Selandia Baru akibat misinformasi COVID-19

Baca juga: Selandia Baru beli 1,5 juta dosis vaksin COVID-19 dari Pfizer-BioNTech

Tantowi Yahya beberkan cara Selandia Baru bebas COVID-19

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021