Makassar (ANTARA) - Penanganan virus corona baru yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan telah menjadi perbincangan di masyarakat luas.
Kemunculan program isolasi atau karantina yang diberi nama Wisata Duta COVID-19, sontak mengundang pertanyaan dan memunculkan rasa penasaran publik.
Mulai dari pemerintah, para tenaga medis hingga masyarakat umum, sama-sama ingin mengetahui lebih jauh seperti apa proses penanganan pasien COVID-19 yang memilih hotel sebagai lokasi karantina tersebut.
Bahkan pada akhirnya program inovatif ini menjadi contoh dan diikuti beberapa provinsi termasuk diantaranya DKI Jakarta.
Koordinator Wisata Duta COVID-19 Sulawesi Selatan Husni Thamrin menjelaskan pasien COVID-19 OTG (orang tanpa gejala) yang telah menjalani karantina melalui program ini hingga 31 Desember 2020 dan dinyatakan sembuh mencapai 7.871 orang.
Adapun jumlah peserta yang masih mendapat penanganan yakni 628 orang, terdiri dari 286 laki-laki dan 342 orang perempuan.
Sementara rincian hotel karantina beserta pasiennya adalah Hotel Swiss Bell (188 pasien), Kamanre Palopo (29 pasien), Grand Imawan (131 pasien), Lynt (98 pasien), Hotel Kenari (71 pasien), Yasmin (54 pasien) dan Hotel Agraha sebanyak 57 pasien.
Secara keseluruhan, peserta yang masuk di Wisata Duta COVID-19 Sulsel pada hari ke 256 sebanyak 8.602 orang.
Husni yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel berharap karantina terpusat bukan sekadar memutus mata rantai penyebaran virus corona.
Menurut Husni, bagi yang terkonfirmasi positif mestinya melakukan isolasi mandiri atau mengikuti program Pemprov Sulsel, isolasi di hotel untuk menghindari penyebaran COVID-19.
Baca juga: Satu keluarga pengungsi diisolasi di Wisata COVID-19
Baca juga: Sulsel klaim Duta Wisata COVID-19 tekan penularan virus
Jadi contoh
Bagi pasien yang mengikuti isolasi mandiri di Program Wisata Duta Covid 19 dan telah dinyatakan sembuh akan dijadikan sebagai tenaga edukasi yang disebut sebagai Duta COVID-19.
Jadi mereka nantinya bisa memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penyakit tersebut. Apalagi masyarakat kita ini masih butuh diedukasi.
Untuk itu, selama di dalam karantina para duta COVID-19 juga di edukasi, mereka diberikan motivasi untuk siap menjadi tenaga edukasi, dan mereka juga diberi pemahaman, bagaimana virus itu dan seperti apa mencegahnya.
Untuk efektivitas Wisata Duta COVID-19 Pemprov Sulsel ini jika dilihat dari angka kesembuhan, bisa dikatakan cukup berhasil.
Hal itu juga dibuktikan dengan status Sulsel yang sebelumnya merah, telah berubah ke zona oranye pada 4 Oktober 2020.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito Sulawesi Selatan pada pekan ini mengatakan seluruhnya sudah berpindah ke zona oranye.
"Ini artinya tidak ada lagi zona merah di Provinsi Jawa Timur dan Sulsel. Ini adalah prestasi luar biasa dari dua provinsi ini," ujarnya waktu itu.
Melihat kinerja positif itu, Gubernur Sulawesi Selatan Prof HM Nurdin Abdullah berharap sistem penanganan Covid-19 di Sulsel tetap menjadi contoh secara nasional.
Hal itu sesuai perintah dari Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pusat, Doni Monardo belum lama ini.
Baca juga: Positif COVID-19 di Sulsel melonjak 1.150 kasus dalam dua hari
Baca juga: Hotel Marina Bantaeng jadi lokasi Wisata COVID-19 tiga daerah
Jam malam
Nurdin juga berharap pertemuan antara Pemprov Sulsel, TNI, Polri, Perhotelan, Restoran dan seluruh pelaku usaha lain dapat meningkatkan komitmen untuk bersama untuk mengatasi pandemi.
Menurut Nurdin, untuk terus menjaga hal capaian ini harus ada komitmen bersama seluruh elemen termasuk pelaku usaha dan terkhusus di hotel serta restoran di Sulsel.
Meski demikian, Nurdin menyatakan penanganan pandemi di Sulsel sudah dilakukan secara sistematis, pasalnya semua pasien dipusatkan di Kota Makassar.
Inovasi Wisata COVID-19 yang dicanangkan Pemprov Sulsel juga mendapatkan apresiasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pemerintah Provinsi Sulsel telah berhasil mendorong beberapa inovasi yang mendapatkan apresiasi tidak saja secara nasional, akan tetapi setingkat Badan Kesehatan Dunia WHO, yaitu program Wisata COVID-19.
Kasdam Hasanuddin, Brigadir Jenderal TNI Andi Muhammad membenarkan Sulsel dijadikan contoh secara nasional dalam penanganan COVID-19. Sebab daerah-daerah lain di luar Sulsel memang mengakui hal tersebut.
"Memang kita ini sudah menjadi contoh bagi daerah-daerah lain. Saya banyak mendengar apa yang disampaikan oleh Menkopolhukam dan beberapa daerah lain mengakui itu (Sulsel jadi contoh)," ujarnya.
Menurut dia, keberhasilan yang diraih Sulsel dalam penanganan COVID-19 berkat koordinasi dan sinergi dari seluruh elemen mulai dari atas sampai di bawah.
TNI menganggap ini COVID-19 ini sebagai musuh yang harus diperangi, meskipun musuhnya tidak kelihatan.
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman meminta agar Kabupaten/kota lainnya di Sulsel turut melakukan program karantina terpusat Wisata Duta COVID-19.
Wisata Duta COVID-19 di hotel Kabupaten/Kota adalah untuk menjadi pendukung program Wisata Duta COVID-19 Provinsi.
Selain mengandalkan Wisata Duta COVID-19, Pemprov Sulsel bersama pemerintah kabupaten dan kota juga telah melakukan sejumlah kebijakan.
Diantaranya melakukan antisipasi aktivitas masyarakat khususnya memasuki libur panjang. Termasuk meniadakan acara malam tahun baru dan perayaan natal secara sederhana.
Pemprov juga telah menyetujui permintaan PSBB di sejumlah daerah seperti di Kota Makassar dan Kabupaten Gowa.
Baca juga: Refleksi kasus COVID-19 di Sulsel
Baca juga: Relawan COVID-19 Sulsel bertambah 1000 orang
Tes antigen gratis
Yayasan Kanker Indonesia (YKI) bekerjasama dengan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Pemprov Sulsel menggelar rapid test antigen gratis bagi seluruh masyarakat.
Masyarakat dapat mengakses layanan ini dengan terlebih dahulu melakukan registrasi melalui Website https://covid19.sulselprov.go.id/rapidgratis.
Selanjutnya, bagi masyarakat yang telah terdaftar akan diberikan informasi mengenai hari dan jam untuk datang dan melakukan tes di lokasi. Per harinya, pemeriksaan ini dilakukan kepada 100 masyarakat yang telah mendaftar.
Program hasil kerja sama dengan Yayasan Kanker Indonesia itu per Ahad ini mulai membuka rapid antigen gratis bagi masyarakat dan dibatasi 100 orang per hari.
Koordinator Wisata Duta COVID-19, Husni Thamrin mengatakan layanan pemeriksaan rapid antigen ini dilakukan oleh tiga tenaga medis dan satu tenaga edukator.
Masyarakat yang telah terdaftar melalui website, akan dipanggil untuk melakukan tes dan hasilnya akan diperoleh dalam waktu 15 menit.
Bagi masyarakat yang terkonfirmasi positif akan diberikan edukasi oleh tenaga edukator untuk mengikuti program Duta Wisata COVID-19 di hotel yang telah disediakan Pemprov Sulsel.
Sari (38 tahun), warga asal Kota Jakarta yang ikut melaksanakan tes ini bersama keluarganya, mengaku cukup terbantu dengan layanan pemeriksaan gratis yang disediakan YKI dan Pemprov Sulsel.
Ia menggunakan layanan itu untuk memperoleh surat keterangan karena akan kembali ke Jakarta.
Layanan rapid antigen gratis juga diperluas di bandara untuk 50 orang per hari dan akan ditambah menjadi 100 untuk melayani masyarakat.
Di masa pandemi ini, program gratis uji usap (swab) PCR, tes cepat (rapid test) antigen, dan gratis menginap di hotel untuk wisata COVID-19 sangat pro rakyat dan membantu mereka yang terpapar SARS-CoV-2.*
Baca juga: Wagub Sulsel: Wisata COVID-19 jadi stimulan usaha hotel dan UMKM
Baca juga: Menko Luhut apresiasi inovasi Program Wisata COVID-19 di Sulsel
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021