Baca juga: ASN penyintas COVID-19 diminta donorkan plasma konvalesen
Baca juga: Wapres imbau pemda sosialisasikan donor plasma konvalesen
Ia menjelaskan saat ini masyarakat belum bisa melakukan donor plasma konvalensen, sebab PMI sedang mengurus kelayakan UTD untuk dapat melakukan transfusi plasma tersebut di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Jadi, persiapannya itu kan banyak, seperti UTD ya harus ada sertifikat dari BPOM, bahwa UTD ini memiliki kemampuan, kami sedang mengurusnya, kemudian kita juga masih belum punya kantong plasmanya," kata dia.
Ia mengatakan bahwa kantong untuk plasma konvalesen tersebut sulit untuk didapatkan di Indonesia, sebab produknya merupakan buatan dari luar negeri.
"Kantong plasma konvalesen di seluruh Indonesia sedang kosong stoknya, katanya baru mau dikirim," tuturnya.
Namun, lanjutnya, untuk kesiapan lainnya, seperti sumber daya manusia (SDM) dan alat-alat lainnya UTD Palang Merah Indonesia (PMI) Lampung sudah lengkap.
"Meskipun nanti sudah lengkap semua persiapannya dan BPOM telah memberikan sertifikat kelayakan tidak semua penyitas COVID-19 dapat mendonorkan plasmanya, karena ada kriterianya dan akan dilakukan skrining dahulu," ucapnya.
Baca juga: Wapres dorong penyintas COVID-19 donorkan plasma darah
Baca juga: 57 anggota Polresta Sidoarjo ikuti donor darah plasma
Baca juga: Airlangga dorong penyintas COVID-19 donor plasma konvalesen
"Pemberian plasma konvalesen ini juga belum tentu direspons baik oleh tubuh pasien COVID-19. Respons tubuh orang pasti berbeda-beda, ada yang terbentuk antibodinya dan ada yang tidak," kata dia.
Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021