Jakarta (ANTARA) - Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach menepis laporan tidak berdasar yang menyebut Olimpiade Tokyo dibatalkan dan justru meyakinkan bahwa semua pihak berusaha sebaik mungkin untuk bisa digelar sesuai jadwal pada Juli-Agustus.

Pesan tersebut ia sampaikan melalui sebuah pesan video untuk menandai hitungan mundur enam bulan ke upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020.

"Enam bulan jelang Olimpiade, seluruh pihak menantikan upacara pembukaan pada 23 Juli. Pada kesempatan ini saya mengumumkan sudah berbicara dengan semua 206 Komite Olimpiade Nasional dunia dan mereka semua berkomitmen penuh, serta menantikannya. Kami menikmati dukungan penuh dari pemerintah Jepang," kata Bach yang dilansir Reuters, Sabtu.

Baca juga: Presiden IOC Bach tegaskan tidak ada "Rencana B" untuk Olimpiade Tokyo
Baca juga: Survei: 80 persen warga Jepang ingin Olimpade Tokyo batal atau ditunda

Harian Inggris The Times, Jumat melaporkan bahwa Tokyo ingin keluar dari penyelenggaraan Olimpiade. Pemerintah Jepang menolak laporan itu, sementara kepala Komite Olimpiade Jepang Yasuhiro Yamashita mengatakan kepada Reuters bahwa itu laporan itu "palsu" dan "salah".

Bach tidak secara langsung membahas laporan Times, atau menyebutkan nama pandemi COVID-19 yang memaksa penundaan Olimpiade dari tahun lalu, tetapi mengatakan dia yakin bahwa mereka akan melanjutkan dari 23 Juli hingga 8 Agustus.

"Kami melakukan konsultasi lagi dengan semua anggota IOC kemarin, semua orang benar-benar bertekad untuk menjadikan Olimpiade ini buah dari hasil kerja keras kami. Prospeknya bagus, kami bekerja keras, dan untuk acara ini prioritas pertama adalah membuatnya aman dan terjamin untuk semua peserta," pungkasnya.

Sebagian besar Jepang berada dalam keadaan darurat karena gelombang ketiga infeksi COVID-19.

Baca juga: Jepang bantah laporan The Times menyebut Olimpiade Tokyo dibatalkan
Baca juga: Atletik Dunia optimistis Olimpiade Tokyo sesuai jadwal

Bach mengakui itu akan menjadi "usaha besar" untuk memulai acara. Tetapi ia mencatat bahwa acara olahraga besar sudah berlangsung di seluruh dunia tanpa ketersediaan vaksinasi yang luas untuk melawan virus.

Panitia memastikan menyiapkan "semua skenario" dan memiliki perangkat dukungan yang akan mereka terapkan tergantung pada kondisi kesehatan yang berlaku.

"Ini mencakup aturan imigrasi, aturan karantina, jarak sosial di kampung penginapan, uji (virus) cepat, vaksinasi, hingga pengaturan penonton,"

Meski pandemi menyebabkan banyak pihak menghadapi banyak kesulitan jelang Olimpiade, namun Bach menyebut antusiasme tetap tinggi.

"Kami tahu betapa bersemangatnya atlet dan inilah mengapa kami tahu mereka akan cukup fleksibel dan akan menyesuaikan diri dengan situasi kita semua sekarang," pungkas Bach.

Baca juga: Komite Olimpiade Jepang sebut pembatalan Olimpiade Tokyo berita konyol
Baca juga: Perdana Menteri Suga pastikan Olimpiade Tokyo tetap sesuai jadwal

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021