Tidak hanya longsor, sejumlah rumah tercatat rusak akibat pergerakan tanahCianjur (ANTARA) - BPBD Cianjur, Jawa Barat, mencatat seratusan kepala keluarga di Desa Gelarwangi, Kecamatan Cidaun, masih bertahan di pengungsian karena curah hujan masih tinggi dengan intensitas lama, sehingga rentan menyebabkan longsor susulan yang terjadi satu hari sebelumnya.
Sekretaris BPBD Cianjur, Irfan Sopyan saat dihubungi Sabtu, mengatakan hanya kaum laki-laki yang diizinkan untuk pulang ke rumah guna memastikan kondisi rumahnya masing-masing, namun menjelang malam mereka diminta kembali ke pengungsian guna menghindari hal yang tidak diinginkan, terutama ketika hujan kembali turun.
"Tidak hanya longsor, sejumlah rumah tercatat rusak akibat pergerakan tanah yang melanda Desa Gelarwangi. Longsor menyebabkan jalan utama desa tertutup dan sejumlah ruang kelas SMP Gelarpawitan ambruk, sehingga upaya evakuasi untuk membuka jalan masih dilakukan," katanya.
Ia menjelaskan, seratusan kepala keluarga diungsikan ke tempat yang dinilai aman dari ancaman longsor dan pergerakan tanah seperti masjid, madrasah dan balai desa. Bahkan pihaknya telah mendirikan posko di lokasi pengungsian untuk memudahkan warga mendapatkan logistik dan keperluan lainnya termasuk kesehatan.
Baca juga: BPBD Cianjur mencatat tiga peristiwa bencana alam di awal tahun
Baca juga: Jalan penghubung kecamatan di Cianjur terputus akibat longsor
Hingga Sabtu sore, petugas gabungan bersama warga masih berupaya membuka kembali akses jalan yang tertutup longsor dengan menggunakan alat manual karena alat berat sulit menembus lokasi. Pihaknya memperkirakan proses evakuasi akan tuntas esok hari dengan bantuan dari relawan di sejumlah kecamatan terdekat.
"Kita harapkan jalan utama penghubung antar desa dapat dilalui normal esok hari, untuk sore ini sepeda motor sudah dapat melintas, namun pengendara diimbau ekstra waspada karena landasan jalan masih tertutup lumpur bercampur air," katanya.
Sebelumnya BPBD Cianjur, mencatat dua desa di Kecamatan Cidaun, dilanda bencana alam longsor dan angin kencang, sehingga menyebabkan bangunan SMP ambruk dan jembatan gantung putus serta seratusan kepala keluarga diungsikan karena rumah mereka terancam.
"Jembatan putus terjadi di Desa Cibuluh Kecamatan Cidaun, jembatan penghubung dua desa, Cibuluh dan Puncakbaru, putus setelah pondasinya ambruk terbawa longsor. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun akses warga menjadi terhambat," kata Irfan Sopyan.
Baca juga: BPBD Cianjur: Dua desa dilanda longsor dan angin kencang
Baca juga: Rumah dan lima hektare sawah tertimbun longsor di Cianjur
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021