BPOM sudah melakukan uji mutu,Padang (ANTARA) - Ahli epidemiologi Universitas Andalas (Unand) Padang Defriman Djafri Phd berpendapat keberhasilan vaksinasi COVID-19 akan ditentukan oleh sejauh mana keberhasilan pelaksanaan tahap I.
"Untuk tahap I kan menyasar tenaga medis dan mereka adalah orang yang memiliki akses informasi yang baik, jika pelaksanaan berjalan baik maka tahap selanjutnya akan lebih mudah," kata dia di Padang, Sabtu.
Oleh sebab itu ia mengingatkan pemerintah vaksinasi tahap I dengan menyasar 10 persen populasi harus berjalan dengan baik dengan angka partisipasi yang tinggi.
"Kalau tahap I berhasil tidak ada lagi masyarakat yang takut, malah orang akan berbondong-bondong, tapi kalau tahap satu ada kendala dampaknya sistemik," kata dia.
Ia melihat saat ini untuk menyukseskan vaksin strateginya adalah memastikan tingkat partisipasi tinggi sehingga kekebalan kelompok tercipta dan bisa melindungi diri dan orang terdekat dari COVID-19.
"Kendati efikasi sudah tinggi, kalau yang divaksin rendah percuma, kuncinya adalah efikasi tinggi dan partisipasi tinggi," ujarnya.
Kemudian terkait adanya kejadian usai imunisasi ia mengingatkan perlu dibedakan antara reaksi yang disebabkan karena komponen vaksin, cacat mutu vaksin, kesalahan prosedur dalam vaksin, hingga kecemasan karena takut disuntik.
Ia mengemukakan yang banyak dikhawatirkan adalah komponen vaksin karena masyarakat ragu dengan vaksin yang berasal dari China.
Baca juga: Orang yang telah divaksin masih bisa terinfeksi COVID-19
Baca juga: Epidemiolog: Vaksin kurangi angka kesakitan dan kematian
Padahal tidak juga jaminan ketika vaksin itu berasal dari luar China seperti Eropa dan Amerika Serikat tidak ada kendala.
"Semua vaksin itu standar pembuatan sama dan BPOM sudah melakukan uji mutu, semua orang di dunia juga memantau," kata dia.
Ia juga mengingatkan kepada Dinas Kesehatan meminimalkan kesalahan prosedur dalam melakukan vaksin dengan melatih tenaga vaksinator yang andal.
"Selain itu perlu dilakukan pemeriksaan awal orang yang akan divaksin memastikan kondisinya layak untuk mencegah dampak, kata dia.
Ia menilai saat Gubernur Sumbar Irwan Prayitno batal divaksin karena berdasarkan hasil pemeriksaan awal belum memenuhi syarat malah baik sebab jika diteruskan dan ada dampak malah jadi preseden lagi.
"Artinya screening awal tenaga medisnya berjalan baik," kata dia.
Baca juga: Epidemiolog ingatkan orang sudah divaksin tetap harus jaga 3 M
Baca juga: Epidemiolog Unair : Vaksin itu hanya diberikan kepada orang sehat
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021