Jakarta (ANTARA) - Upaya membiasakan anak menyantap makanan dan kudapan sehat sejak dini tidak akan terjadi tanpa ada contoh positif dari orangtua, itu yang diyakini Sophie Navita setelah menjadi seorang ibu.
"Segala sesuatu yang penting adalah kebiasaan dan konsistensi," kata Sophie dalam bincang-bincang daring, Jumat (22/1).
Baca juga: Sekolah dari rumah, hati-hati siapkan kudapan anak
Baca juga: Kapan anak boleh mulai makan es krim?
Sebagai orangtua yang menginginkan asupan nutrisi terbaik untuk anak, presenter ini berusaha selalu cermat dalam memilih makanan, termasuk kudapan apa yang diberikan kepada buah hati. Istri musisi Pongki Barata mengatakan, sebagai orangtua dirinya tidak boleh malas mempelajari dan seksama memeriksa label gizi jajanan anak.
Orangtua atau pengasuh yang bertanggungjawab memperkenalkan makanan penuh rasa kepada anak. Maka, sejak awal dia berusaha untuk memberi pengertian kepada anak apa saja dampak bila terlalu banyak mengonsumsi camilan yang tidak baik bila disantap berlebihan.
"Mereka akan tahu bagaimana menyeimbangkan asupan makanan ketika mereka bertambah besar," ujar dia.
Berdasarkan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai Angka Kecukupan Gizi, dalam satu hari sebaiknya anak-anak dan orang dewasa membatasi konsumsi gula agar tidak lebih dari 50 gram dan lemak jenuh tidak lebih dari 10 persen total energi. Untuk anak usia 7-9 tahun, asupan lemak jenuh yang disarankan per hari sekitar 18 gram.
Camilan untuk anak juga disarankan mengandung tidak lebih dari 20 persen kebutuhan energi harian atau sekitar 330 kalori untuk anak usia 7-9 tahun.
Ini bukan tugas orangtua saja. Lingkungan sekitar, termasuk orang-orang yang membantu mengasuh buah hati, juga perlu diberi pengertian yang sama.
"Jangan bosan mendampingi anak dan pengasuh, penting untuk membaca kandungan label gizi," imbuh dia.
Baca juga: Cara Sophie Navita pastikan bisa tidur cukup
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021