Banjir di Kalsel diawali curah hujan tinggi, kemudian pada saat bersamaan gelombang laut yang cukup tinggi.

Jakarta (ANTARA) - Kepala Bagian Penerangan Umum Divhumas Polri Kombes Pol. Ahmad Ramadhan mengatakan penyidik Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri telah bertolak ke Kalimantan Selatan untuk mengetahui penyebab terjadinya banjir di provinsi tersebut.

Dari pengecekan tersebut, diketahui bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan banjir di Kalsel diawali curah hujan tinggi, kemudian pada saat bersamaan gelombang laut yang cukup tinggi.

"Informasi juga didapat dari syahbandar bahwa penyebab banjir adalah gelombang laut yang mencapai 2 meter sampai 2,5 meter, itulah penyebab banjir di Kalsel," kata Kombes Pol. Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Jumat.

Baca juga: Kasau kirim bantuan untuk korban bencana di Kalsel dan Sulbar

Banjir besar yang menggenangi 11 kabupaten dan kota di Kalsel itu merendam kurang lebih 87.765 rumah warga. Ketinggian rendaman air mencapai 2 meter yang menyebabkan 74.863 orang mengungsi. Terdapat pula korban meninggal sebanyak 21 orang.

Sarana dan prasarana juga banyak yang rusak akibat banjir, seperti jembatan putus, tanggul jebol, Jalan Trans-Kalimantan putus, dan banyak pula sekolah dan rumah ibadah yang rusak.

Presiden RI Joko Widodo sempat meninjau lokasi banjir di Kalsel.

Jokowi menyatakan banjir besar yang melanda 10 kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Selatan menjadi yang pertama dalam 50 tahun terakhir.

"Hari ini saya meninjau banjir ke Provinsi Kalimantan Selatan yang terjadi di hampir 10 kabupaten dan kota. Ini adalah sebuah banjir besar yang mungkin sudah lebih dari 50 tahun tidak terjadi di Kalimantan Selatan," kata Presiden Jokowi di Kelurahan Pekauman, Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Senin (18/1).

Baca juga: Tagana Kalteng perkuat penanganan dampak bencana banjir Kalsel

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021