enaikkan kompetensi dari Bumdes dan desa kita supaya beradaptasiJakarta (ANTARA) - Program Kampus Merdeka dan Kedaireka berkolaborasi dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) untuk pengembangan serta upaya revitalisasi Bumdes.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam, mengatakan perguruan tinggi harus cepat beradaptasi dengan perubahan yang pesat yang terjadi saat ini, dan perubahan pola-pola harus dilakukan.
“Seperti mahasiswa yang dahulu mungkin berada dalam lorong-lorong yang sempit di dalam program studinya, kini menuju pada pembelajaran yang lebih luas, untuk mewujudkan setiap potensi yang ada di negeri ini,” ujar Nizam dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.
Nizam memaparkan bahwa saat ini ada beberapa hal yang harus dihadapi yang disebut sebagai megatrend dunia. Beberapa hal tersebut antara lain perubahan geopolitik, demografi dunia, urbanisasi global, perdagangan internasional, keuangan global, kelas pendapatan menengah, persaingan sumber daya alam, perubahan iklim, dan kemajuan teknologi.
Semuanya itu harus dapat dihadapi bersama, terutama oleh dunia pendidikan tinggi dan juga adaptasi yang dapat dilakukan oleh desa. Karenanya kolaborasi perguruan tinggi, industri, dan desa harus ditingkatkan.
Nizam jelaskan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengalokasikan khusus untuk program Kedaireka sebagai dana pendamping sebesar Rp250 miliar, dan hal tersebut terbuka bagi mitra-mitra industri yang peduli dengan pembangunan desa.
Baca juga: Kemendikbud: Kedaireka wadah kolaborasi kampus dan industri
Baca juga: Kemendikbud : Kedaireka upaya tingkatkan kreativitas perguruan tinggi
“Kita harus bergandengan tangan, berkolaborasi, bergotong royong membangun negeri, dimulai dari pendampingan, pengelolaan dan peningkatan keahlian dan kapasitas pengurus Bumdes untuk meningkatkan sumber daya alam dan kerja sama dengan industri,” jelas Nizam.
Nizam mengatakan, Kedaireka hadir untuk menggandeng tangan teman-teman di Bumdes yang mungkin bisa dioptimalkan lebih lanjut dan kolaborasi dengan perguruan tinggi yang memiliki ide, pemikiran, riset dan pengembangan serta sumber daya manusia.
“Kedaireka hadir sebagai mata rantai untuk menghubungkan antara hulu dan hilir, menghubungkan antara masyarakat dan kampus, Bumdes dan kampus, menghubungkan dengan mahasiswa dan sebaliknya,” kata Nizam.
Sekretaris Jenderal Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Taufik Madjid, mengatakan Bumdes dengan indutri kampus dapat dikemas dalam satu platfom baru yaitu Kedaireka.
“Di sisi lain saya senang dari ruang lingkup pelatihan, bagaimana kita mendorong, menaikkan kompetensi dari Bumdes dan desa kita supaya beradaptasi berbagai macam dinamika,” tambah Taufik.
Taufik Madjid mengatakan, bahwa ada lima aspek prinsip dana desa yaitu, aspek kemanusiaan, keadilan sosial, kebhinekaan, keseimbangan alam dan kepentingan nasional.
Taufik menjelaskan prioritas penggunaan dana desa diarahkan untuk percepatan aksi Sustainable Development Goals (SDGs) desa, yaitu pemulihan ekonomi nasional, program prioritas nasional dan adaptasi kebiasaan baru desa.
Baca juga: Ditjen Dikti dorong lahirnya perusahaan rintisan melalui Kedaireka
Baca juga: Dirjen Dikti : Ekosistem reka cipta harus terwujud
Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021