Penerapan platform Zero Touch Operation ini merupakan bagian dari transformasi digital

Jakarta (ANTARA) - Perusahaan telekomunikasi XL Axiata mengimplementasikan platform Zero Touch Operation termasuk otomatisasi pengelolaan jaringan (Automation Network Operation Center/NOC) guna meningkatkan kenyamanan pelanggan di tengah kompleksitas pengelolaan operasional dan jaringan yang meningkat.

Dengan platform ini, perusahaan bisa mempercepat proses deteksi terhadap gangguan jaringan dan dampaknya terhadap pelanggan. Dengan kemampuan mengetahui gangguan lebih awal, maka dampak gangguan, termasuk jumlah pelanggan yang terdampak, bisa diminimalisir.

"Penerapan platform Zero Touch Operation ini merupakan bagian dari transformasi digital yang terus kami lakukan, di mana sejak tahun 2019 kami telah melakukan modernisasi pada setiap perangkat penunjang operasi. Agar mampu menyediakan berbagai layanan yang maksimal sesuai dengan ekspektasi pelanggan, kami juga berupaya untuk meminimalisir dampak gangguan pada sisi jaringan," kata Direktur & Chief Information-Digitalization Officer XL Axiata Yessie D Yosetya dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Trafik pemakaian layanan XL Axiata meningkat selama liburan

Dikatakan, dengan menerapkan platform ini, banyak aktifitas operasional termasuk pengelolaan jaringan bisa diproses secara otomatis dengan pemanfaatan informasi teknologi/IT yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kualitas layanan bagi pelanggan.

Platform ini diterapkan untuk menjalankan pekerjaan yang berulang dan memiliki tingkat kognitif yang rendah, serta membutuhkan sumber daya manusia yang cukup banyak untuk melakukannya. Dengan platform ini, semua pekerjaan yang sudah memiliki prosedur operasi standar yang baku akan bisa dikerjakan oleh mesin atau tidak perlu lagi dikerjakan secara manual.

Saat ini implementasi itu telah berhasil memberikan manfaat berupa antara lain ketersediaan jaringan meningkat sekitar 4,2 persen, volume unggah naik hingga 45 persen, waktu respon terhadap persoalan jaringan 90 persen lebih cepat, waktu untuk restorasi 35 persen lebih cepat, serta peningkatan kualitas 4G hingga 18 persen.

"Semua indikator tersebut menunjukkan peningkatan kinerja penanganan gangguan dan peningkatan kualitas jaringan, yang pada akhirnya bisa dirasakan langsung oleh pelanggan berupa kenyamanan menggunakan jaringan perusahaan," kata Yessie.

Platfrom Zero Touch Operation bekerja dengan menggunakan Machine Learning Algorithm untuk mengolah data yang ada pada sistem guna menghasilkan informasi dan rekomendasi mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan, termasuk automatic resolution, berdasarkan aturan yang sudah ditentukan sebelumnya.

Bekerja sama dengan PT Huawei Tech Investment sebagai penyedia teknologi, sistem enablement dari Zero Touch Operation ini sudah diterapkan XL Axiata sejak awal tahun 2020 dengan menghasilkan beberapa use case dari automatisasi operation. Proyek ini ditargetkan bisa selesai di tahun 2023.

Menurut Yessie, secara industri, mungkin beberapa operator di Indonesia sudah melihat peluang penerapan Artificial Intelligent (AI) and Machine Learning pada NOC. Namun, untuk bisa menerapkannya perlu terlebih dulu melalui prasyarat utama, yaitu Operation Digitalization.

Dalam melaksanakan transformasi digital dalam operasional perusahaan, XL Axiata telah menjalankan sejumlah inisiatif yang strategis. Selain implementasi platform Zero Touch Operation, inisiatif yang telah diimplementasikan antara lain Google Cloud - Hybrid-Cloud​, Cloud Core 5G-Ready, Customer Identity and Access Management (CIAM), SAP S/4 HANA Cloud, Omnichannel Customer Value Management (CVM), dan Multi Channel Campaign Management (MCCM).

Baca juga: 5G datang, begini nasib layanan 2G XL Axiata
Baca juga: Spektrum frekuensi 5G paling ideal menurut XL

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021