Mamuju (ANTARA) - Perusahaan Listrik Negara (PLN) memperkirakan 1.200 pelanggan listrik di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) terdampak gempa magnitudo 6,2, bahkan hingga saat ini aliran listrik di lima desa di wilayah setempat masih padam..

"Lima desa terdampak, semuanya berada di Kecamatan Ulumanda, yakni Desa Kabiraan, Tandialo, Panggalo, Ulumanda, dan Desa Popenga," kata penanggung jawab PLN Unit Malunda Haris di Majene, Kamis.

Baca juga: Longsor kembali putus jalur trans Sulawesi Majene-Mamuju

Baca juga: Korban meninggal akibat gempa Sulbar bertambah menjadi 91 jiwa

Haris menjelaskan putusnya akses listrik ke pelanggan disebabkan rusaknya jaringan listrik sekitar 500 meter akibat longsor di punggung bukit menuju Desa Kabiraan.

"Empat tiang listrik patah dan dua hilang," ujar Haris.

Haris menyatakan perbaikan jaringan listrik bisa dilakukan apabila akses transportasi lancar, jalan yang tertutup longsor sudah diperbaiki oleh dinas terkait.

"Kalau jalannya bagus, perbaikannya paling cepat seminggu," kata Haris.

Hingga sepekan pascabencana, PLN membantu satu unit genset 3.800 watt dengan satu wifi portabel untuk mendapatkan akses internet. Bantuan itu ditempatkan di Kampung Lombe, Desa Tandialo, karena ada titik signal operator seluler.

Berdasarkan laporan situasi terkini, gempa Sulawesi Barat yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per tanggal 19 Januari 2021, dari 872 gardu listrik PLN yang terdampak, 552 gardu telah dinyalakan. Sementara itu, dari 90.688 pelanggan terdampak, listrik telah menyala di 56.971 pelanggan.

Selanjutnya daerah yang masih padam, yakni Kecamatan Tapalang, Tapalang Barat, Singkep, sebagian Mamuju, sebagian Malunda, dan Ulumanda.

Baca juga: Terkendala akses, sisa 21 gardu PLN belum menyala di Sulbar

BNPB menyatakan status penanganan bencana gempa bumi dengan magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat sebagai tanggap darurat.

Penetapan status tanggap darurat itu dilakukan Gubernur Sulawesi Barat HM Ali Baal Masdar melalui surat Nomor 001/Darurat-SB/I/2021, sejak 15 Januari 2021 sampai 28 Januari 2021.

Pewarta: Fauzi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021