"Melalui program Kotaku ini, kita sudah berhasil menurunkan atau mengurangi, kurang 43 persen kawasan kumuh yang ada di Kota Kendari," kata Wali Kota Kendari H Sulkarnain Kadir di Kendari, Kamis.
Wali Kota mengatakan bahwa program Kotaku tidak hanya mengurangi kawasan kumuh di Kota Kendari, namun juga menjadi wadah bagi upaya pemberdayaan masyarakat.
"Karena sistem padat karya, masyarakat dilibatkan dalam program mulai dari tahap perencanaan hingga pelaksanaannya. Dengan begitu, masyarakat mendapatkan manfaatnya. Terlebih di tengah pandemi COVID-19 ini banyak warga yang membutuhkan bantuan," katanya.
Ia menjelaskan bahwa penanganan kawasan kumuh mencakup penataan perumahan dan jalan, penyediaan air bersih dan sanitasi, pengelolaan sampah, dan penanganan kebakaran.
"Pemerintah Kota Kendari mendorong penyelesaian kawasan kumuh melalui pendekatan infrastruktur," katanya.
Koordinator Program Kotaku Kota Kendari Langkarisu menyebutkan bahwa kawasan kumuh di Kendari tersebar di 53 kelurahan dan luas seluruhnya 397 hektare.
Pada tahun anggaran 2020, menurut dia, Program Kotaku dilaksanakan di Kelurahan Kadia, Kelurahan Mata, Kelurahan Tipulu, dan Kelurahan Mataiwoi.
"Masing-masing kelurahan tersebut mendapat anggaran Rp1 miliar yang bersumber dari Kementerian PUPR," katanya.
Pelaksanaan Program Kotaku di empat kelurahan tersebut berhasil mengurangi 49,8 hektare luas kawasan kumuh dengan perincian 22,5 hektare di Kelurahan Kadia; 2,5 hektare di Kelurahan Mata; 22,5 hektare di Kelurahan Tipulu; dan 2,3 hektare di Kelurahan Mataiwoi.
"Selama beberapa tahun program Kotaku dilaksanakan di Kota Kendari sudah berhasil mengurangi kawasan kumuh seluas 168 hektare, sehingga kawasan kumuh di Kota Kendari saat ini masih ada sekitar 229 hektare," kata Langkarisu.
Baca juga:
Kawasan kumuh di Indonesia meningkat dua kali lipat dalam lima tahun
Membangun semangat menata kawasan kumuh dari Karangwaru Yogyakarta
Pewarta: Hernawan Wahyudono dan Suparman
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021