Makassar (ANTARA) - Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan siap membantu Sulawesi Barat dengan menyiapkan tenaga laboratorium atau laboran untuk mengidentifikasi COVID-19 di wilayah itu.

"Kita siap mendukung jika memang sangat dibutuhkan, tetapi sebaiknya maksimalkan dulu tenaga-tenaga yang ada di sana," kata Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, dr Ichsan Mustari di Makassar, Rabu (20/1).

Paling penting saat ini, menurut dr Ichsan, ialah memperbaiki fasilitas yang hancur akibat getaran gempa 6,2 SR. Khususnya pada layanan rumah sakit.

Termasuk para tenaga kesehatan Sulbar yang mengungsi harus segera kembali melakukan tugasnya untuk ikut andil dalam penanganan dan pemulihan. Apalagi, banyak relawan-relawan dari tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat telah berada di Sulbar.

Baca juga: Satu keluarga pengungsi diisolasi di Wisata COVID-19

Baca juga: Dinkes Sulbar pastikan vaksin COVID-19 di gudang farmasi aman

"Relawan juga ada untuk membantu, namun memang ada juga nakes karena ada anak kecilnya, maka di sanalah relawan masuk menggantikan. Jadi kita harus optimalkan semua tenaga-tenaga yang ada untuk kembali ke Sulbar dulu," urainya.

Terlebih lagi, kat dr Ichsan, laboran untuk wilayah Majene dan Mamuju Sulbar bisa didukung oleh Kabupaten Polman.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Barat dr Alief Satria mengemukakan bahwa saat ini pihaknya kekurangan tenaga kesehatan yang bekerja di laboratorium (laboran) untuk melakukan tes antigen bagi pengungsi.

Ini disampaikan menanggapi pernyataan Kepala BNPB Doni Monardo terkait rencana tes usap (swab) antigen untuk menjamin para pengungsi tidak terpapar COVID-19.

"Kami tentu siap mendukung pelaksanaannya, termasuk juga dari kabupaten lain di Sulbar siap mendukung, tetapi kondisi sekarang banyak laboran yang kita tidak tahu mereka pulang kemana," kata dr Alief.

Hingga saat ini, Sulbar mendapat tambahan petugas laboran dari Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BPKL) Sulbar, tiga laboran dari Patologi Klinik dan dua laboran dari Kabupaten Pasangkayu.

Mengenai kurangnya tenaga laboran itu, Dinkes Sulbar telah mengambil langkah dengan meminta bantuan tenaga laboran ke berbagai kabupaten untuk bisa memperkuat laboran di Provinsi Sulbar.

"Yang selama ini tidak tahu dimana, kita harapkan mereka kembali bekerja, untuk identifikasi COVID-19 nantinya," ujar dr Alief.*

Baca juga: BNPB pastikan pencegahan COVID-19 dalam penanganan gempa Sulbar

Baca juga: Masjid jadi tempat pengungsian pasien COVID-19 di Sulbar

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021