Ada harapan baru tentang stimulus

New York (ANTARA) - Harga minyak naik tipis pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), dipicu ekspektasi bahwa Pemerintahan Presiden AS Joe Biden akan memberikan stimulus ekonomi besar terkait pandemi yang akan mengangkat permintaan bahan bakar dan memberlakukan kebijakan yang akan memperketat pasokan minyak mentah.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret ditutup di 56,08 dolar AS per barel, menguat 18 sen. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari naik 26 sen, menjadi menetap pada 53,24 dolar AS per barel.

Biden, yang dilantik pada Rabu (20/1), segera menetapkan untuk mengambil langkah-langkah mengekang industri minyak AS, termasuk sebuah pabrik untuk masuk kembali kesepakatan iklim Paris, membatalkan izin untuk pipa minyak mentah Keystone XL dan menghentikan pengeboran yang direncanakan di Arktik.

Sementara itu, calon Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada Selasa (19/1) mendesak anggota parlemen untuk "bertindak besar" pada pengeluaran bantuan pandemi, yang mendorong harga minyak.

“Ada harapan baru tentang stimulus--hanya ada suasana hati yang baik di pasar secara keseluruhan, sebuah perasaan bergerak maju dan permintaan akan meningkat,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.

Secara global, pasokan telah diperketat dari rekor penurunan produksi tahun lalu oleh OPEC dan sekutunya, kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, membantu mengangkat harga dari posisi terendah dalam sejarah.

Bulan ini, Brent mencapai level tertinggi 11-bulan di 57,42 dolar AS, dibantu oleh Arab Saudi yang berjanji untuk melakukan pemotongan tambahan secara sukarela dan sebagian besar anggota OPEC+ setuju untuk menjaga produksi stabil pada Februari.

Tindakan yang diharapkan untuk mendorong pengurangan karbon, jika mereka membatasi pasokan, juga dapat meningkatkan harga.

"Saya pikir Pemerintahan Biden pada hari pertama memperjelas bahwa ada sheriff baru di kota dan kami akan kembali ke kebijakan yang pro-energi hijau dan bahan bakar anti-fosil," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago. Ini berarti harga yang lebih tinggi dan pasar mulai menilai dalam kenyataan itu.

Laporan pasokan pertama dari dua minggu ini akan dirilis pada Rabu (20/1/2021) oleh American Petroleum Institute. Analis memperkirakan stok minyak mentah turun 300.000 barel dalam sepekan hingga 15 Januari. Angka mingguan pemerintah akan dirilis pada Jumat (22/1/2021), tertahan karena pelantikan presiden AS.
Baca juga: Harga minyak naik terangkat optimisme stimulus jelang pelantikan Biden
Baca juga: Minyak Brent naik, optimisme ekonomi kalahkan kekhawatiran permintaan

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021