Kami membawa 500 ribu masker untuk para relawan
Mamuju (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyatakan bahwa potensi terjadinya gempa berskala besar di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) sudah diingatkan pada 2019 lalu.
"Namun kita tidak tahu kapan gempa tersebut akan terjadi," katanya dalam rapat koordinasi penanganan pascabencana Sulbar dengan berbagai pihak di Sekretariat Bersama Desk Relawan di Kabupaten Mamuju, Rabu.
Oleh sebab itu ia mengimbau masyarakat yang tinggal di Sulbar agar selalu waspada dan bersiap jika sewaktu-waktu gempa terjadi.
Doni menyebutkan upaya mitigasi yang mesti dilakukan oleh masyarakat salah satunya tidak tinggal atau berada di sekitar bangunan yang tidak dapat bertahan dengan guncangan gempa.
Baca juga: BNPB pastikan pencegahan COVID-19 dalam penanganan gempa Sulbar
Baca juga: 84 orang meninggal akibat gempa magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat
"Jangan berada di dalam atau tinggal di bangunan yang kondisinya seperti itu. Untuk mengetahui kondisi bangunan tersebut butuh ahli yang dapat menilai kekuatan bangunannya," ujarnya.
Ia menyatakan seluruh daerah di Indonesia berpotensi diguncang gempa mulai dari skala kecil hingga besar kecuali pulau Kalimantan.
Selain itu ia meminta seluruh relawan baik dari dari lembaga atau yayasan kemanusiaan maupun dari instansi pemerintah daerah di Indonesia yang terjun membantu penanganan pascabencana di Sulbar agar selalu berhati-hati dengan ancaman paparan COVID-19.
"Kami membawa 500 ribu masker untuk para relawan. Saya minta bantuan masker ini jangan sampai hanya tersimpan dan tidak terdistribusi," pesannya.
Baca juga: BNPB: Gubernur Sulbar tetapkan status tanggap darurat pascagempa
Baca juga: Kepala BNPB minta warga Mamuju tak percaya hoaks terkait gempa Sulbar
Pewarta: Muhammad Arshandi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021