Paling tinggi yang terendam banjir itu dua kecamatan yaitu Padang Tiji dan Delima
Banda Aceh (ANTARA) - Ratusan hektare lahan persawahan masyarakat di Kabupaten Pidie, Aceh, terendam banjir yang melanda sejumlah kawasan tersebut sejak dua hari terakhir.
"Berdasarkan data sementara seluas 958,25 hektare lahan persawahan di Pidie terendam banjir," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Pidie Sofyan yang dihubungi dari Banda Aceh, Selasa.
Sofyan menyebutkan lahan persawahan yang terendam banjir itu tersebar di beberapa kecamatan yakni Peukan Baro dan Simpang Tiga masing-masing satu hektare, Kembang Tanjong 69 hektare, Glumpang Baro 19 hektare, Glumpang Tiga dua hektare, dan Mutiara Timur tujuh hektare.
Baca juga: Banjir, dominasi peristiwa bencana di Aceh awal 2021
Kemudian, Kecamatan Keumala 0,5 hektare, Pidie 27,5 hektare, Mila 44 hektare, Padang Tiji seluas 362 hektare, dan paling luas di Delima mencapai 425,25 hektare.
"Paling tinggi yang terendam banjir itu dua kecamatan yaitu Padang Tiji dan Delima," ujarnya.
Sofyan menyampaikan untuk usia penanaman padi hingga terendam banjir itu cukup bervariasi karena memang sebelumnya tidak ada proses penanaman serentak.
Kemudian, kata Sofyan, pihaknya juga belum menghitung berapa total kerugian yang dialami petani akibat bencana banjir tersebut.
Baca juga: Walhi: Kerugian akibat bencana ekologi di Aceh capai Rp1,3 triliun
"Kalau usia tanam padinya cukup bervariasi antara lima hari hingga 35 hari masa tanam. Untuk perkiraan kerugian belum ada, belum dihitung," kata Sofyan.
Sofyan menuturkan meluapnya air ke sawah masyarakat itu diduga karena kondisi saluran pembuangan yang sudah dangkal dan menyempit, sehingga air dengan mudah meluap ke persawahan.
"Karenanya kita mengharapkan dinas terkait melakukan normalisasi saluran pembuang guna mengantisipasi meluapnya air ketika hujan tinggi," ujar Sofyan.
Baca juga: Ratusan rumah terendam banjir di Pidie Aceh
Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021