"Kami menerima lima pasien, tiga di antaranya telah siap kami lakukan proses operasi. Sementara dua sudah kami pulangkan," kata Agung di Dermaga Rangas Lanal Mamuju, Selasa.
Selain korban yang membutuhkan penanganan operasi, Agung menuturkan sebagian pasien yang datang ke KRI dr Soeharso-990, mengeluhkan luka memar atau pun nyeri pada tangan atau kaki, akibat tertimpa bangunan yang runtuh karena gempa.
Salah satu korban yang siap menjalani operasi, yakni Gilbert (13), seorang siswa SMP 2 Mamuju yang menjadi korban gempa bumi pada 15 Januari 2021.
"Anak saya jatuh, karena kecelakaan saat gempa karena mau lari," kata Semuel, orang tua Gilbert.
Gilbert yang diduga patah tulang di bagian tangan kiri itu, selama ini melakukan pengobatan tradisional. Semuel pun membawa Gilbert ke RS KRI dr Soeharso-990 untuk mendapatkan perawatan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan status penanganan bencana gempa bumi dengan magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat sebagai tanggap darurat.
Penetapan status tanggap darurat itu dilakukan Gubernur Sulawesi Barat, HM Ali Baal Masdar melalui Surat Nomor 001/Darurat-SB/I/2021, sejak 15 Januari hingga 28 Januari 2021.
Baca juga: PMI dirikan tenda pengungsian untuk korban gempa di Mamuju
Baca juga: RS KRI dr Soeharso-990 siapkan layanan operasi untuk korban bencana
Baca juga: KRI dr Soeharso dilibatkan kirim bantuan ke Mamuju
Pewarta: Fauzi
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021