Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti meminta kepada satgas penanggulangan gempa Sulawesi Barat (Sulbar) dan pihak terkait untuk segera mendirikan posko kesehatan pascagempa berkekuatan magnitudo 6,2 yang mengguncang provinsi itu.
"Bencana gempa bumi di Sulbar merupakan bencana yang banyak memakan korban serta kerusakan yang sangat parah, sehingga memerlukan penanganan lebih cepat. Apalagi, pengungsi sudah mulai terserang penyakit. Saya minta segera dirikan posko kesehatan," kata LaNyalla melalui siaran pers yang diperoleh ANTARA di Jakarta, Selasa.
Baca juga: PLN datangkan material listrik dari berbagai wilayah untuk Sulbar
Baca juga: Kantor Gubernur Sulbar yang hancur akibat gempa ditinjau Presiden
Ia mengatakan bahwa saat ini masyarakat yang terkena dampak gempa masih mendiami posko-posko pengungsian darurat. Dan berdasarkan informasi yang ia terima, para pengungsi tersebut mulai terserang beberapa penyakit, seperti batuk, sesak nafas dan gatal-gatal.
Selain itu, kondisi cuaca yang tengah memasuki musim hujan juga menambah panjang penderitaan yang dialami para korban.
Oleh karena itu, LaNyalla meminta kepada petugas atau relawan agar segera mendirikan posko kesehatan untuk menangani gangguan kesehatan yang dialami para pengungsi.
Selain itu, ia juga meminta kepada petugas kesehatan untuk sesegera mungkin mendeteksi dan mengantisipasi bibit penyakit yang dapat menular di antara para pengungsi.
"Perlu pemeriksaan serius dan lebih seksama terhadap kesehatan para pengungsi agar tak menjadi penderitaan baru bagi mereka. Saya mendorong langkah ini harus segera diambil," ujar LaNyalla.
Setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 mengguncang wilayah Sulawesi Barat (Sulbar), warga masih bertahan di tenda sejumlah pengungsian.
Baca juga: Bakamla kerahkan KN Singa Laut bawa bantuan ke Sulbar
Baca juga: Batalion Kesehatan TNI bantu pengobatan korban gempa di Sulbar
Selama berada di tenda darurat tersebut, sejumlah anak dan orang dewasa mulai merasakan batuk dan gatal-gatal serta flu.
Warga yang mengungsi dan menderita sakit tersebut, katanya, belum mendapat penanganan.
Pewarta: Katriana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021